Kena Sanksi AS, Iran Tegaskan Akan Jual Minyak Sebanyak-banyaknya
"Ini akan menjadi kesalahan untuk berpikir perang ekonomi AS terhadap Iran tidak akan berdampak," terang Jahangiri
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Wakil Presiden Iran, Eshaq Jahangiri, menyebut sanksi Amerika Serikat (AS) akan merugikan ekonomi Iran. Namun Iran bersikukuh akan menjual sebanyak mungkin minyak miliknya dan melindungi perbankan dari sanksi AS.
Mengutip Reuters, Selasa (20/7/2018), Jahangiri mengatakan Washington sedang berusaha untuk menghentikan ekspor petrokimia, baja dan tembaga Iran dengan tujuan untuk mengurangi penjualan minyak Iran sampai ke titik nol.
"Ini akan menjadi kesalahan untuk berpikir perang ekonomi AS terhadap Iran tidak akan berdampak," terang Jahangiri, dilansir dari Reuters.
Baca: Jambret yang Bikin Korban Ojek Online Tewas di Cempaka Putih Nangis di Kantor Polisi
Presiden Donald Trump mengatakan pada bulan Mei dia akan menarik AS keluar dari perjanjian internasional.
Teheran telah setuju untuk membatasi pengembangan nuklirnya sebagai ganti bantuan sanksi.
Baca: SBY Akan Bertemu Prabowo Subianto, Gerindra: Kami Sedang Tunggu Kabar dari Cikeas
Trump mengatakan dia akan memperkenalkan kembali sanksi dan Washington kemudian mengatakan kepada negara-negara lain bahwa mereka harus berhenti membeli minyak Iran mulai 4 November atau menghadapi konsekuensi keuangan.
Hari Selasa (10/7/2018) lalu, duta besar AS untuk Jerman juga meminta Berlin untuk memblokir tawaran Iran untuk menarik sejumlah besar uang tunai dari rekening bank di Jerman.
Jahangiri mengatakan kementerian luar negeri Iran dan bank sentral telah mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi operasi perbankan Iran meskipun ada sanksi AS.
Dia tidak merinci. Kekuatan Eropa yang masih mendukung kesepakatan nuklir mengatakan mereka akan berbuat lebih banyak untuk mendorong bisnis mereka untuk tetap terlibat dengan Iran, meskipun sejumlah perusahaan telah mengatakan mereka berencana untuk mundur.
Menteri luar negeri dari lima negara penandatangan yang tersisa untuk kesepakatan nuklir, yaitu Inggris, Perancis, Jerman, China dan Rusia telah menawarkan paket langkah-langkah ekonomi ke Iran pada hari Jumat pekan lalu tetapi Teheran lebih memilih sikap menunggu, sebelum menerima tawaran dari lima negara tersebut.
Jahangiri juga menuduh Washington mencoba menggunakan tekanan ekonomi untuk memprovokasi munculnya demostrasi anti pemerintah di Iran.