Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Sundul Rp 14.500 Per Dollar, Begini Tanggapan Menteri Darmin

“Segala sesuatu itu masih bisa naik dulu atau turun lagi. Itu masih bergerak begitu. Jadi, jangan terlalu dianggap itu sudah keseimbangan baru"

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rupiah Sundul Rp 14.500 Per Dollar, Begini Tanggapan Menteri Darmin
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution 

Laporan Reporter Kontan, Ghina Ghaliya Quddus 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Nilai tukar rupiah makin lemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Jumat (20/7/2-018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menembus Rp 14.500, tepatnya pada Rp 14.520 per dollar AS.

Rupiah melemah 0,71% dari penutupan kemarin pada Rp 14.418 per dollar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah yang tembus Rp 14.500 per dollar AS belum bisa dikatakan menuju titik keseimbangan baru.

“Segala sesuatu itu masih bisa naik dulu atau turun lagi. Itu masih bergerak begitu. Jadi, jangan terlalu dianggap itu sudah keseimbangan baru,” kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Ia melanjutkan, untuk menghindari rupiah terperosok, BI dan pemerintah masing-masing sudah mengambil kebijakan sendiri. “BI mengambil langkah, pemerintah ngambil, seperti kebijakan biodiesel,” kata dia.

Baca: Sampaikan Terima Kasih ke Dokter Terawan, Sakit Apa Sebenarnya SBY?

Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan untuk mempercepat pelaksanaan mandatori biodiesel. Dengan hal tersebut, pemerintah bisa menghemat devisa.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, Darmin mengatakan, implementasi kebijakan ini secara penuh bisa menghemat devisa yang digunakan untuk mengimpor solar hingga US$ 5,5 miliar per tahun, dengan mengacu pada kebutuhan impor solar saat ini yang mencapai US$ 21 juta per hari.

“Kalau sudah full B20 (pemakaian biodiesel sebesar 20%), dalam waktu yang tidak akan lama, beberapa bulan lagi bisa menghemat US$ 5,5 miliar,” ujar Darmin.

Ia mengatakan, dengan demikian, hal ini menjadi salah satu kebijakan pemerintah untuk membantu otoritas moneter stabilkan nilai tukar.

“BI buat kebijakan, kami juga buat kebijakan. Mungkin bagi Anda tidak berdampak langsung, tapi bagi dunia usaha akan memberikan pengaruh positif,” kata dia.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas