Selamatkan Rupiah, Menteri Sri Mulyani Dorong Insentif untuk Genjot Devisa
Menkeu menegaskan, Pemerintah dan Bank Indonesia terus menjaga stabilitas dan kontinuitas kegiatan ekonomi.
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah terus menyikapi perkembangan dan dinamika ekonomi global.
Menkeu menegaskan, Pemerintah dan Bank Indonesia terus menjaga stabilitas dan kontinuitas kegiatan ekonomi.
Dalam pertemuan kemarin di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo meminta pengusaha nasional untuk membawa pulang devisa hasil ekspor ke Indonesia, sebagai upaya memperkuat ketahanan ekonomi dalam negeri, terutama untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah.
Seperti diketahui, pelemahan Rupiah sejak awal tahun berdasarkan data Bloomberg tercatat sebesar 6,71 persen. Posisi Rupiah per hari ini berada di posisi Rp 14.485 per dolar AS, melampui dari asumsi makro yang ditetapkan dalam APBN 2018 Rp 13.400 per dolar AS.
Baca: Petugas PPSU Temukan Jasad Bayi Mengambang di Sungai Ciliwung
“Saya ingin tekankan bahwa upaya kami, pemerintah di bawah pimpinan Presiden Jokowi terus menerus menyikapi, memahami dan mengantisipasi dinamika global itu akan terus dilakukan,” kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, pemerintah juga menyiapkan berbagai insentif yang bisa meningkatkan kegiatan yang berorientasi ekspor maupun menggenjot sektor pariwisata yang tujuannya untuk menghasilkan devisa.
“Sektor pariwisata akan kita tingkatkan, dan kita upayakan devisa yang diterima itu ada di Indonesia sehingga dia bisa menjadi sumber dari kebutuhan mereka yang membutuhkan devisa untuk impor atau yang lain,” kata Sri Mulyani.
Dijelaskan Sri Mulyani, pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan kementerian terkait, juga terus berkoordinasi untuk memberikan dukungan insentif, apakah dengan mensubistitusi impor, menekan impor bahan baku minyak. Sehingga, dari sisi supply dan demand terhadap dolar AS bisa terjaga secara cukup dan bisa kembali menstabilkan nilai tukar Rupiah.
“Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan kementerian terkait yang memiliki potensi untuk ekspor, kita terus bekerja sama untuk bisa mendukungnya,” tandas Sri Mulyani.