Harga Jual Emas Sentuh Rekor Terendah Sejak Januari 2017
Investor pun lebih suka membeli dollar sebagai aset safe haven daripada emas
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Wahyu Tri Rahmawati
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas semakin suram di tahun ini. Selasa (7/8/2018) hari ini pukul 7.43 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange turun level terendah baru di US$ 1.216 per ons troi.
Dalam sehari, harga emas turun 0,14%. Dalam sepekan, harga logam mulai ini tergerus 1,43%. Harga emas ini pun menyentuh level terendah sejak awal Januari 2017.
Nilai tukar dollar yang makin kuat menjadi salah satu penyebab pelemahan harga emas.
"Para trader menambah posisi short pada emas, dan posisi ini menyentuh rekor," kata Ole Hansen dari Saxo Bank kepada Reuters.
Posisi short atas emas mencapai 41.087 kontrak. Ini adalah posisi short terbesar sejak tersedianya pencatatan perdagangan pada 2006 lalu. Posisi short biasanya diambil dengan harapan harga cenderung menurun.
Harga emas ini masih turun meski sanksi Amerika Serikat (AS) atas Iran sudah di depan mata.
Pekan ini, AS akan menerapkan sanksi ekonomi. Pejabat senior pemerintahan AS mengatakan, langkah ini akan berdampak signifikan bagi ekonomi Iran.
Sanksi ini termasuk transaksi logam mulia, surat berharga bank, baja, dan batubara.
Baca: JK Bertemu Sri Mulyani dan Pertamina, Proyek TPPI Diputuskan Dilanjutkan Lagi
George Gero, managing director RBC Wealth Management mengatakan, warga IRan membeli emas untuk menopang mata uang.
"Tapi permintaan ini tidak menutup penjualan emas di negara-negara barat karena suku bunga dan nilai tukar yang lebih tinggi di AS," kata Gero.
Investor pun lebih suka membeli dollar sebagai aset safe haven daripada emas di tengah panasnya perang dagang AS dan China.