Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tingginya Bunga KPR Bikin Penjualan Properti Loyo di Triwulan II 2018

BI menyatakan pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan kedua 2018 turun 0,08 persen dari triwulan sebelumnya

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in Tingginya Bunga KPR Bikin Penjualan Properti Loyo di Triwulan II 2018
Syahrizal Sidik
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Gantiah Wuryandani dalam jumpa pers, Kamis (9/8/2018) di Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan kedua 2018 turun 0,08 persen dari triwulan sebelumnya. Tercatat, pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan pertama 2018 tumbuh 10,55 persen.

Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Gantiah Wuryandani dalam jumpa pers, Kamis (9/8/2018) di Jakarta, mengatakan, melambatnya kenaikan harga properti residensial terjadi pada semua tipe rumah.

Dijelaskan Gantiah, pada triwulan II-2018, kenaikan harga rumah tipe kecil melambat dari 2,30 persen pada triwulan sebelumnya menjadi 1,35 persen.

Kemudian, pada rumah tipe menengah melambat dari 1,31 persen menjadi 0,68 persen. Pada rumah tipe besar melambat dari 0,64 persen menjadi 0,27 persen. Berdasarkan wilayah, kenaikan harga properti residensial terjadi pada hampir semua kota, tertinggi di kota Medan.

“Ke depan, perlambatan kenaikan harga rumah diperkirakan berlanjut pada triwulan III-2018 sebesar 0,55 persen,” kata Gantiah, di Gedung Bank Indonesia.

Menurutnya, beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan properti residensial pada triwulan II-2018 adalah tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan batasan minimum Down Payment (DP) kredit rumah.

Adapun, untuk penjualan rumah tipe kecil meningkat lantaran adanya kebijakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Berita Rekomendasi

"Jadi mungkin karena PUPR melalui FLPP mereka meningkatkan alokasi FLPPnya sehingga daya beli masyarakat kecil atau MBR itu cukup meningkat. Sehingga mendorong permintaan meningkat,” jelasnya.

Hasil survei Bank Sentral itu menunjukkan pembiayaan pembangunan properti residensial oleh pengembang terutama bersumber dari nonperbankan.

Hal itu tercermin pada pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dana internal pengembang yang mencapai 58,11 persen. Sedangkan, sebanyak 75,21 persen konsumen menggunakan fasilitas KPR sebagai fasilitas utama untuk pembelian properti residensial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas