Rupiah Makin Melemah, Politisi PKS Minta Jokowi-JK Lebih Serius Tangani Problem Ekonomi
Dia meminta kepada pemerintahan Jokowi-JK agar lebih serius lagi mengurus carut marut ekonomi negara.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribun, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus merosot dan menyentuh rekor terburuk sejak krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998.
Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, kurs rupiah diperdagangkan di angka Rp 14.845 per dolar AS.
Level ini hampir menyentuh titik psikologis baru Rp 15.000.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Handi Risza menilai pelemahan ini sebagai ancaman sangat serius bagi perekonomian Indonesia.
Dia meminta kepada pemerintahan Jokowi-JK agar lebih serius lagi mengurus carut marut ekonomi negara.
"Kita mengimbau agar Jokowi serius menangani ekonomi. Ini sudah menjadi persoalan bangsa dan negara. Sebaiknya kita mendorong agar tercipta kondisi yang kondusif untuk perbaikan ekonomi ke depan. Kalau kita krisis dampaknya ke seluruh bangsa dan yang rugi kita semua," ujar Handi saat berbincang dengan Tribunnews, Selasa(4/9/2018) sore.
Baca: Perempuan Ini Tewas Overdosis Setelah Seks Oral dengan Kekasihnya yang Seorang Dokter
Sekretaris Bidang Ekonomi Keuangan, Industri, Teknologi dan Lingkungan Hidup (Ekuintek-LH) DPP PKS ini menjelaskan. melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS juga akan berimbas pada kegiatan ekonomi di dalam negeri.
"Hampir semua produk barang dan jasa yang berasal dari barang impor akan ikut naik. Obat-obatan impor, sparepart impor, barang-barang elektronik impor akan naik," ujar Handi.
Baca: Mahasiswi Kedokteran UIN Jadi Korban Jambret, Kepalanya Luka Parah Terseret Motor
Lebih lanjut, Handi menjelaskan, bahan kebutuhan pokok yang punya hubungan dengan barang impor akan naik seperti pakan ternak dan vaksin ternak.
Dampaknya, ujar dia, harga telur dan daging ayam akan naik.
Calon anggota legislatif DPR RI Dapil Sumbar 1 itu juga mengatakan pelemahan mata uang Rupiah juga akan berdampak pada naiknya harga BBM.
Baca: Pilihan Warna Baru Suzuki All New Satria, Nggak Bikin Bosen!
Sebab, menurut Handi, impor minyak mentah Indonesia pada Januari 2018 tercatat sebesar USD573,6 juta.
Jumlah tersebut naik signifikan sebesar 95,63 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year) USD293,2 juta.
"Kalau BBM naik sudah pasti TDL akan ikut naik. Angka inflasi untuk volatile food relatif tinggi,"kata Handi.
Saat ini menurutnya, Indonesia belum bisa mengambil manfaat dari pelemahan rupiah, untuk mendorong kinerja ekspor nasional.
"Kondisi ini akan semakin terus berlanjut, jika Turki dan Argentina terus terperosok dalam krisis ekonomi," ujar Handi.