Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Terus Melemah, Garuda Tunggu Persetujuan Pemerintah Naikkan Tarif Batas Bawah

Pahala N Mansury berharap pemerintah segera menaikkan tarif batas bawah (TBB) untuk menyelamatkan biaya produksi maskapai penerbangan.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rupiah Terus Melemah, Garuda Tunggu Persetujuan Pemerintah Naikkan Tarif Batas Bawah
TRIBUNNEWS/APFIA
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergolak dan sempat menyentuh Rp 15.000 per dolar AS pada 4 September 2018 lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury berharap pemerintah segera menaikkan tarif batas bawah (TBB) untuk menyelamatkan biaya produksi maskapai penerbangan.

Kenaikkan TBB juga dinantikan karena ditengah rupiah yang melemah harga minyak dunia juga ikut mengalami kenaikkan yang menyebabkan lonjakan harga bahan bakar.

"Kita sebelumnya berharap bahwa akan ada kenaikan tarif batas bawah untuk bisa memungkinkan harga mendukung kenaikan dari bahan bakar minyak yang kita gunakan," ungkap Pahala Mansury saat ditemui di kantor Garuda, Cengkareng, Tangerang, Kamis (6/8/2018).

Sebelumnya Menteri Perhubungan mengatakan akan menaikan 35 persen tarif batas bawah atau meningkat 10 persen dari yang diterapkan saat ini sebesar 30 persen. Pahala berharap kanian rencana tersebut lekas selesai agar bisa diberlakukan dalam waktu dekat.

Baca: IHSG Rebound ke Posisi 5.776,09 Poin

"Ya kita berharap tersebut, untuk perkembangannya lebih baik ditanya ke pemerintah," kata Pahala Mansury.

Berita Rekomendasi

Dari segi kinerja keuangan, Pahala menjelaskan pelemahan rupiah belum berdampak pada laporan keuangan Garuda karena pencatatan laporan keuangan maskapai berplat merah itu menggunakan dolar AS.

Baca: Dirut: Pelemahan Rupiah Tidak Berdampak Langsung ke BTN

Kemudian Garuda juga menerapkan langkah ansitispasi dengan sistem hedging atau lindung nilai dari fluktuasi dolar AS.

"Kalau kita di Garuda karena memang sebagian besar biaya selalu melakukan hedging dan juga mengelola kondisi tersebut secara akunting sendiri sebetulnya pengaruh tidak ada karena pelaporan kita dengan USD," kata Pahala.

Laju kurs rupiah menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (6/9/2018) ke posisi Rp 14.875 per dolar AS dari posisi pelemahan sebelumnya di level Rp 14.938 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, dengan posisi tersebut, depresiasi nilai tukar Rupiah menjadi 9,85 persen sejak awal tahun ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas