Di Tengah Gejolak Nilai Tukar Rupiah, Ekonomi Indonesia Malah Masuk 10 Besar Dunia versi IMF
Indonesia kini tengah diterjang isu tidak sedap terkait melemahnya rupiah akibat dampak dari sanksi AS terhadap China.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia kini tengah diterjang isu tidak sedap terkait melemahnya rupiah akibat dampak dari sanksi AS terhadap China.
Namun alih-alih ekonomi terganggu, ekonomi Indonesia malah makin tumbuh subur.
Ekonomi Indonesia yang kian membaik ini ditunjukkan oleh data statistik GDP (PDB) dalam sebuah situs statisticstimes.com.
Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) atau yang biasa dikenal dengan istilah Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
Peringkat ini didasarkan pada proyeksi data statistik oleh Dana Moneter Internasional (IMF) outlook April 2018 untuk tahun 2018 dan 2023.
Pada 2018, sepuluh negara teratas secara nominal adalah: Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, India, Italia, Brasil, dan Kanada.
Sedangkan dalam istilah Purchasing Power Parity (PPP) atau keseimbangan kemampuan berbelanja, kadang-kadang juga disebut paritas daya beli, 10 negara teratas adalah: China, Amerika Serikat, India, Jepang, Jerman, Rusia, Indonesia, Brasil, Inggris, dan Prancis.
Dalam kedua metode, Amerika Serikat dan China menduduki dua tempat pertama. AS adalah negara dengan tingkat ekonomi terkuat di dunia secara nominal sedangkan China menempati urutan atas dalam skala PPP.
Peringkat Indonesia dalam daftar GDP (PPP) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Proyeksi IMF ini juga menunjukkan kemungkinan besar pada tahun 2023 nanti Indonesia akan naik lagi ke peringkat ke-6. (Intisari/Adrie P. Saputra)