Sri Mulyani Ajak Pengusaha Untuk Perkuat Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengajak pengusaha dalam negeri untuk memperkuat ketahahan ekonomi Indonesia dengan memperkuat ekspor.
Penulis: Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengajak pengusaha dalam negeri untuk memperkuat ketahahan ekonomi Indonesia dengan memperkuat ekspor.
Pernyataan itu disampaikan Sri Mulyani di hadapan ribuan pengusaha dalam acara seminar di Hotel Kempinski, Jakarta. Sri menilai, pengusaha punya peran penting dalam memperkuat ekonomi Indonesia ke depan.
Baca: Manggung di dalam Lapas Banjarbaru, Govinda Hibur Ribuan Narapidana
"Mari kita perkuat ekonomi Indonesia dengan tingkatkan ekspor, mensubstusi impor dan memperbaiki iklim usaha supaya arus modal masuk tetap bisa terjaga," kata Menteri Sri Mulyani, Jumat (14/9/2018).
Tak hanya itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga kembali mengingatkan agar pelaku usaha mendukung pemerintah untuk mewujudkan neraca pembayaran yang lebih sehat.
Sri mengungkapkan, fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat, hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dalam momentum penguatan di kisaran 5 persen, sementara pertumbuhan ekonomi dunia bergerak di kisaran 3,9 persen.
Baca: Neymar Sosok yang Menginspirasi Bagi Stephen Curry
Tak hanya itu, pada Agustus 2018 juga terjadi deflasi sebesa 0,05 persen di tengah situasi tekanan pada kurs Rupiah pada triwulan kedua dan berlanjut di triwulan ketiga.
Inflasi juga terjaga rendah dalam tiga tahun terakhir. Pemerintah, juga tetap menjangkarkan inflasi pada kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen di tahun depan. BI dan pemerintah terus menguayakan tingkat harga dari makanan, komoditas yang diatur pemerintah maupun inflasi inti terjaga.
Langkah Aksi Pengusaha
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan, kalangan pelaku usaha siap mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahahan ekonomi Indonesiadengan lima langkah strategis.
Langkah tersebut antara lain dengan membatasi penggunaan transaksi valuta asing, mengutamakan pemasok dalam negeri dalam rantai bisnis. Selain itu, pelaku usaha juga akan meningkatkan ekspor dan mencari peluang pasar non tradisional luar negeri.
Berikutnya, menyusun rancangan investasi dalam bentuk rupiah termasuk pinjamam dalam bentuk rupiah. Terakhir, memaksimalisasi tenaga kerja dan ahli lokal, dan konversi upah tenaga asing ke rupiah dengan nilai yang tetap.
"Kami meyakini bahwa langkah-langkah aksi ini bisa dilakukan kolektif para pengusaha sehingga mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah," tandas Hariyadi.(*)