Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bappenas: Indonesia Naik Kelas Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas di 2020

Dalam dua tahun ke depan, Indonesia akan naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Bappenas: Indonesia Naik Kelas Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas di 2020
TRIBUNNEWS.COM/IST
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Bambang Brojonegoro dan Ketua BAZNAS, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA; Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, MBA; Plt Gubernur Jambi, Fachrori Umar; Bupati Sarolangun, Cek Endra; Deputy Country Director UNDP Indonesia, Sophie Kemkhaze; Technical Advisor UNDP, Ikhsan Modjo; dan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad.hadiri peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Rabu (5/9/2018). TRIBUNNEWS.COM/IST 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan dalam dua tahun ke depan, Indonesia akan naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9/2018).

"Data yang kami ambil menunjukkan paling lambat tahun 2020 Indonesia naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam 5 tahun mengangkat Indonesia jadi negara berpendapatan negara menengah ke atas," kata Bambang.

Menurutnya, kenaikan status tersebut akan menjadi tema Pertemuan Tahuanan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang akan dihelat di Bali pada Oktober nanti. Pertemuan tersebut akan membahas bagaimana negara di dunia menjadi negara yang berpendapatan tinggi.

"Saya akan fokus dampak dan manfaat pertemuan IMF WBG. Kita fokus ke Bali. Sebenarnya AM IMF dikategorikan sebagai mega meetings, dampak dari megameeting bisa diihat dari efek yang tidak kelihatan, yaitu efek infrastruktur, lalu image effect, ini menujukkan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah mega meetings, yang saya bicarakan lebih kepada efek yang terlihat," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, nantinya akan ada delegasi dari 189 negara dengan 19.800 peserta yang terdiri dari 5.050 peserta delegasi dan 14.750 non delegasi.

Baca: Tes Kepribadian: Hal Pertama yang Kamu Lihat Akan Ungkap Karakter Tersembunyimu

Sedangkan, 13.000 peserta dari mancanegara dan 1.750 dari Indonesia menambahkan bahwa perkiraan lama tinggal pesrta adalag 9 hari, 6 hari saat penyelenggaraan, 2 hari sebelum acara dan 1 hari sesudah acara. "Ini masih perkiraan konservatif," imbuh Bambang.

Menurut Bambang, kegiatan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Bali naik dari 5,9 persen menjadi 6,54 persen yang disumbang dari sektor konstruksi, hotel, makanan minuman.

Tak hanya itu, jumlah kesempatan kerja bertambah sebanyak 32.700. Ini baik untuk warga bali, upah riil naik 1,13 persen, kesempatan kerja naik 1,26 persen.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas