Pelemahan Rupiah Kerek Harga Terigu
Franciscus Welirang mengatakan, kenaikan harga terigu tak bisa lagi dielakkan sebagai dampak dari pelemahan kurs Rupiah.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang sejak awal tahun ini depresiasinya mendekati 10 persen turut berdampak pada kenaikan harga terigu di pasaran.
Komisaris Utama PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Franciscus Welirang mengatakan, kenaikan harga terigu tak bisa lagi dielakkan sebagai dampak dari pelemahan kurs Rupiah.
Meski demikian, ia tak menampik, pada semester pertama 2018, permintaan masyarakat terhadap terigu mengalami kenaikan.
“Harga terigu naik minimal 10 persen akibat pelemahan rupiah sudah mencapai 10 persen,” kata Franciscus di Menara Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Jakarta, Senin (24/9/2018).
Franciscus menuturkan, tahun lalu lalu saja, produksi tepung terigu nasional membutuhkan impor gandum sekira 8 juta ton, dengan kenaikan sekitar 5 persen per tahunnya. Sedangkan di tahun ini, ia memperkirakan impor gandum akan meningkat jadi 8,4 juta ton.
“Tahun ini kita impor gandum kira-kira 8,4 juta ton untuk produksi terigu. Dari jumlah ini, pada semester pertama sudah terealisasi sekitar 4,2-4,3 juta ton," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Franky itu menyebut, harga gandum di pasar internasional telah naik 20 persen sejak pertengahan Maret hingga April lalu. Kenaikan itu dipicu oleh panen yang terganggu akibat kekeringan dan banjir seperti yang terjadi di Australia.
"Gandum sendiri harganya sudah naik sejak Maret-April, mencapai 20 persen. Hal ini karena ada banjir di timur dan kekeringan di selatan Australia, sehingga panennya turun. Kita cari negara pemasok lain, Rusia, Ukraina. Tapi katanya di Ukraina gandumnya ada penyakit. Ya naiklah jadinya, harga gandum lebih mahal," kata Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia itu.
Tahun Politik Kerek Konsumsi Terigu
Franky menilai, adanya perhelatan pesta demokrasi setiap tahunnya meningkatkan konsumsi masyakarat. Ia memprediksi konsumsi tepung terigu bakal naik hingga 7 persen di pada perhelatan Pilpres dan Pileg 2019 mendatang.
"Sejarahnya, setiap tahun pemilu orang banyak makan. Saya nggak tahu naik berapa persen. Mungkin bisa sampai 7 persen. Kalau daya beli bagus mungkin naik, tapi ya belum pasti juga. Kan harga terigu naik," katanya.