Defisit Transaksi Berjalan di Kuartal III 2018 Masih Akan Tetap Tinggi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan,di kuartal II 2018, CAD mencapai 3,04% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai US$ 8 miliar.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Kiki Safitri
Baca: Dari Cukai Vape, Negara Kantongi Penerimaan Rp 30 Miliar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Defisit transaksi berjalan atau curent account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal III 2018 diperkirakan masih tetap tinggi. Sebab, rangkaian kebijakan pemerintah untuk menekan impor baru mulai berlaku sehingga efeknya belum terasa di kuartal III 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan,di kuartal II 2018, CAD mencapai 3,04% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai US$ 8 miliar.
CAD ini lebih tinggi dari kuartal I 2018 yakni sebesar US$ 5,7 miliar. "Kita sudah dapat melihat bahwa untuk kuartal III ini, CAD masih belum menurun," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut, kebijakan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor seperti penerapan mandatori biodiesel 20% atau B20 baru saja diluncurkan.
"Kebijakan (penerapan B20) baru mulai efektif sebagian dimulai bulan ini (September)," ungkapnya.
Efek kebijakan tersebut mungkin akan mulai terlihat di kuartal terakhir tahun ini. "Kita nanti akan melihat di kuartal empat, tindakan (hasil penerapan) yang sudah dilakukan seperti B20," katanya.