Petani Minta Pemerintah Cek Kondisi Musim Kemarau
Petani meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk turun langsung ke lapangan menyaksikan kondisi paceklik di berbagai daerah
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemarau panjang telah secara kompleks menggerus kehidupan para petani.
Petani meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk turun langsung ke lapangan menyaksikan kondisi paceklik di berbagai daerah, dan melihat persoalan yang dihadapi petani, khususnya di saat musim kemarau.
Baca: Ratna Sarumpaet Diduga Dianiaya, Ini Penjelasan Mabes Polri
Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli, menyampaikan hal tersebut mengomentari optimisme Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa musim kemarau tidak berdampak signifikan terhadap produksi beras nasional.
Agus menuturkan, musim kemarau yang panjang jelas berdampak langsung terhadap pertanian dan kehidupan para petani secara kompleks.
Selain produksi hasil tanam petani yang dipastikan semakin menurun, musim kemarau juga menghadirkan persoalan-persoalan lain kepada petani seperti tumbuhnya hama di lahan pertanian mereka.
“Hama di ladang-ladang pertanian juga bertumbuh banyak. Ini yang kerap dikeluhkan oleh petani-petani,” papar Agus dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (2/10/2018).
Lebih jauh Agus menuturkan kemarau panjang juga menyebabkan petani gagal panen sehingga merugi dari sisi modal.
Secara tidak langsung hal ini membuat petani memilki hutang panen sehingga ketika datang musim hujan mereka harus menanamnya ulang.
Kondisi kekeringan di atas selaras dengan hasil studi Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), sebanyak 39,6% dari 14 kabupaten yang merupakan sentra padi mengalami penurunan produksi di kemarau panjang ini.
Penurunannya bahkan mencapai 39,3%.Oleh sebab itu ia mendorong Kementan lebih serius menangani hal ini.
Kementan disarankannya berkoordinasi langsung dengan para petani dan menampung masalah-masalah yang dihadapi petani.
Yang menjadi persoalan adalah Kementan sejauh ini dinilainya kurang optimal dalam membenahi persoalan yang dihadapi petani, khususnya saat musim kemarau melanda.
Terpisah, anggota Bina Desa, Bidang Pendidikan dan Pengorganisasian, John Pluto bersuara senada. Ia mengamini bahwa luas lahan pertanian di beberapa daerah yang terdampak kemarau dan pusoakan bertambah dibandingkan tahun sebelumnya.