Pertemuan IMF-WB Dinilai HT Awal Baik untuk Indonesia
Selain keuntungan yang didapat mencapai Rp 1,1 triliun sebagai tuan rumah IMF-WB 2018, manfaat lainnya adalah
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Hasil Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia 2018 atau IMF-World Bank Annual Meeting 2018 perlu ditindaklanjuti pemerintah dan kalangan usaha Indonesia.
Dihadiri 189 negara yang diwakili oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral dan sebagian kepala negara, mereka dapat melihat langsung kesempatan bisnis dan investasi yang ada di tanah air.
Baca: Tes Kepribadian : Hewan yang Dilihat Pertama Akan Ungkap Kepribadianmu yang Sesungguhnya
“Pertemuan IMF WB di Bali adalah awal yang baik bagi kita. Tapi kita juga harus mampu menindak lanjuti kesempatan ini menjadi kenyataan. Dibutuhkan follow up yang intensif dan pemahaman yang baik atas kesempatan yang dapat kita maksimalkan,” kata Ketua Umum DPP Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).
Selain keuntungan yang didapat mencapai Rp 1,1 triliun sebagai tuan rumah IMF-WB 2018, manfaat lainnya adalah dari penyelenggaraan "Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions" (MICE) berupa pameran dan expo seni, kerajinan, pariwisata, infrastruktur dan kuliner.
Untuk itu, HT menekankan agar Indonesia mampu memperkuat fundamental ekonomi, sehingga mempercepat pertumbuhan investasi, lapangan kerja, ekspor, konsumsi masyarakat dan produktivitas serta kesejahteraan masyarakat ekonomi lemah.
Di sisi lain, bahasan ekonomi digital dan perkembangan industri 4.0 juga mendapat sorotan, termasuk layanan finansial berbasis teknologi alias fintech. Hary Tanoe menungkapkan ada dua aspek yang harus diperhatikan yakni infrastruktur jaringan atau network dan konten.
Digital ekonomi dari sisi network dan infrastruktur seperti high speed internet dan icloud adalah sangat penting yang dapat membuat aktivitas ekonomi menjadi sangat efisien dan akurat.
“Sedangkan pada konten atau aplikasi, kita harus berhati-hati. Jangan sampai perkembangannya menimbulkan masalah di tempat lain termasuk e-commerce mempengaruhi bisnis konvensional. Tentu saja ada benefitnya pula, misalnya hadirnya e-education yang dapat mempercepat kemajuan pendidikan tinggi kita,” ujar Hary Tanoe.
Diyakini pula, Pertemuan IMF-Bank Dunia yang dihadiri sekira 32 ribu orang ini menjadi ajang promosi wisata Indonesia karena sebagian dari mereka baru pertama kali ke Indonesia. Pertemuan itu juga dinilai merupakan pintu gerbang kesempatan yang harus ditindaklanjuti sehingga berdampak bagi pemerintah, BUMN, korporasi swasta hingga pelaku UMKM.*