APTRI Tidak Ikut Serta dalam Unjuk Rasa di Monas
Pengurus DPP APTRI, Sunardi Edy Sukamto mengatakan, pihaknya tetap konsisten dengan kebijakan pergulaan nasional.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyatakan bahwa seluruh pengurusnya tidak ikut serta dalam unjuk rasa di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (16/10/2018).
Unjuk rasa yang menolak impor gula tersebut dilakukan oleh organisasi Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia.
Baca: Reaksi Warga Palestina Berkenaan Rencana Australia Pindahkan Kedutaan di Israel
Baca: Nafa Urbach Unggah Foto tentang Status Jomblo, Komentar Mantan Suami Jadi Sorotan
Pengurus DPP APTRI, Sunardi Edy Sukamto mengatakan, pihaknya tetap konsisten dengan kebijakan pergulaan nasional.
"Kami konsisten dengan keputusan pemerintah dalam rapat kordinasi terbatas Kemenko Perekonomian, Mendag, dan Menteri BUMN dengan harga Rp 9.700 per kilogram netto diterima petani dan Bulog tetap konsisten," ujarnya, Selasa (16/10/2018).
Edy menjelaskan, saat ini sebagian besar tebu petani telah selesai tertebang. Dan gula petani telah di beli oleh Bulog atas penugasan dari Pemerintah. Edi mengatakan, gula petani sebagian telah terserap oleh pedagang sebelum penugasan Bulog.
Sementara itu, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyebutkan kebutuhan konsumsi gula secara nasional ternyata belum tercukupi oleh produksi dalam negeri ditambah dengan impor yang telah dilakukan oleh pemerintah.
"Dari riset yang dilakukan untuk gula, statistiknya memang agak ganjil karena konsumsinya lebih tinggi dari produksi ditambah dengan impor gula," ujar Kepala Bidang Penelitian di Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hizkia Respatiadi, saat dihubungi, Selasa (16/10).
Terkait dengan keluhan para petani tebu yang merasa bahwa produksinya tidak terserap oleh pasar, menurut Hizkia hal itu perlu dilakukan telaah lebih lanjut. Pasalnya, ketidakserapan produksi para petani bukan disebabkan karena ada kebijakan impor.
Bahkan yang menjadi pertanyaan besar, mengapa Bulog sendiri kurang antusias untuk menyerap produksi dalam negeri.
"Ada dua kemungkinan. Pertama kualitas tebu dari petani kurang baik, sehingga industri tidak mau mengambil," imbuhnya.
Kemungkinan kedua, lanjut dia, kondisi gula di pasaran berlebih. "Tapi kalau berlebih, harusnya harganya turun. Tapi saat ini harga gula kita masih tetap tinggi dibanding Thailand dan Malaysia," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Unjuk Rasa di Monas Tidak Wakili Semua Petani Gula