CPNE Membuat UKM Binaan LPEI Lebih Percaya Diri
Setelah mengikuti CPNE, Runa Jewelry mampu memasarkan produknya keluar negeri melalui berbagai pameran.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desainer dan Owner Runa Jewelry, Xenia Pala mengatakan program Coaching Program for New Exporters (CPNE) memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Selama mengikuti CPNE, Runa Jewelry mampu meningkatkan kemampuan dalam mengelola perusahaan.
Baca: BKN Umumkan Peserta Tes SKD CPNS 2018 yang Meraih Nilai Tertinggi di Hari Pertama
Demikian juga dengan meningkatnya kemampuan dalam mengelola website, serta manajemen keuangan. Berbagai pengetahuan tersebut diperoleh dari seminar-seminar yang dilakukan oleh LPEI selama program CPNE.
"Kemampuan tersebut penting bagi perusahaan sehingga lebih leluasa merambah ke pasar global," ujar Xenia, Jumat(26/10/2018).
Setelah mengikuti CPNE, Runa Jewelry mampu memasarkan produknya keluar negeri melalui berbagai pameran.
Berbagai keuntungan yang diperoleh oleh Runa Jewelry, antara lain mendapatkan booth gratis serta dapat terhubung dengan calon pembeli dari luar negeri.
LPEI juga mendukung Runa Jewelry untuk mengikuti berbagai kegiatan di luar negeri, seperti fashion show yang diselenggarakan di Vienna, Austria pada September 2018 dan Kazakhstan.
Perusahaan ini juga memperoleh pembiayaan dari LPEI untuk memperkuat permodalan sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksinya serta mampu merambah pasar luar negeri di kawasan Asia.
TEI 2018 ditargetkan diikuti oleh 1.110 peserta dengan jumlah 28.000 pengunjung. Pada 2017, sekitar 40% UKM CPNE berhasil menjadi eksportir setelah mengikuti TEI.
Pengunjung berasal dari kalangan investor, importir, distributor, wholesaler, retailer, buying agent, serta pengunjung umum.
Pada pameran produk ekspor Indonesia bertaraf internasional dengan fokus business to business ini, LPEI akan memfasilitasi sebanyak 44 UKM mitra binaan siap ekspor.
UKM tersebut berkategori multi produk, yaitu Handy Craft, Garment dan Food and Beverage.
Pada kegiatan TEI 2018 ini, Runa Jewelry mendapatkan kesempatan untuk memasarkan produknya di luar negeri.
Setelah mengikuti TEI 2018, perusahaan mendapatkan penawaran untuk mengikuti pameran yang akan digelar di Kedutaan Besar Italia dan Athena pada tahun depan.
Pameran inilah yang akan membuka pintu bagi perusahaan untuk memasuki pasar global.
Runa Jewelry mulai mendesain perhiasan pada tahun 1968. Dalam perjalanan usahanya, Runa Jewelry selalu mengekspresikan ide-ide yang segar di setiap kreasinya.
Koleksinya menunjukkan kekuatan artistik yang diciptakan melalui pemahaman yang mendalam, sehingga menghasilkan proses produksi yang berkualitas tinggi.
Material yang digunakan berasal dari emas dan juga perak dengan kualitas terbaik, selain itu batu-batuan maupun mutiara yang dipergunakan dalam hiasan jewelry tersebut berasal dari daerah-daerah yang ada di Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Sumatera.
Dan secara tradisional dibentuk untuk mewakili ciri khas jewelry dari seluruh Indonesia. Keunggulannya terdapat pada originalitas dan konsep artistik yang kuat, sesuai dengan tradisi daerah-daerah di Indonesia.
Sementara Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan target CPNE tahun ini adalah 100 UKM yang GoLive di marketplace global dan menyiapkan banyak pelaku usaha menjadi eksportir.
“Untuk tahun 2019, LPEI akan menggandakan jumlah UKM yang GoLive sebanyak 200 UKM,” kata Sinthya.
Dalam rangka mendorong ekspor nasional, LPEI memfasilitasi UKM binaan dan nasabah UKM untuk bertemu dengan calon pembeli di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang diselenggarakan selama 5 hari (24–28 Oktober 2018) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Banten.
UKM binaan merupakan peserta CPNE yang telah mendapatkan pelatihan serta pendampingan dari LPEI selama satu tahun ini.
Salah satu pelaku UKM Ekspor yang mengikuti TEI 2018 yaitu produsen perhiasan bernama Runa Jewelry. Perusahaan ini menjadi peserta CPNE sejak dua tahun lalu sehingga kini mampu meningkatkan pemasaran produknya di pasar global. (Tribun/Willy Widianto)