Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Optimalkan Hasil Panen TBS, EHP Operasikan Pabrik Kelapa Sawit Baru di Papua

Pabrik Kelapa Sawit ini dibangun dengan dana Rp 260 miliar ini memiliki kapasitas sebesar 60 ton per jam yang bisa diperbesar jadi 90 ton

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Optimalkan Hasil Panen TBS, EHP Operasikan Pabrik Kelapa Sawit Baru di Papua
Kontan/Cheppy A Muchlis
Tandan Buah Kelapa Sawit 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mengoptimalkan nilai tambah dari hasil panen Tandan Buah Segar (TBS), PT Eagle High Plantations Tbk (EHP) mulai mengoperasikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru.

PKS baru ini dibangun di Kabupaten Keerom, Papua yang dioperasikan melalui anak usaha EHP, PT Tandan Sawita Papua (TSP).

Sebelum pengoperasiannya, PKS ini telah berhasil melewati ujicoba operasional pada awal bulan lalu.

Beroperasinya PKS baru ini bertujuan untuk mengefisienkan pengelolaan dan pengolahan hasil panen Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan kelapa sawit PT TSP.

“Pengoperasian PKS ini sebagai rangkaian perencanaan Perseroan guna mengoptimalkan nilai tambah dari hasil panen TBS di areal TSP yang sebagian sudah memasuki usia tanaman menghasilkan,” kata Henderi Djunaidi, Chief Financial Officer EHP, dalam keterangan yang diterima, Selasa (30/10/2018).

PKS yang dibangun dengan total dana investasi sebesar Rp 260 miliar ini memiliki kapasitas sebesar 60 ton per jam yang kelak bisa diperbesar menjadi 90 ton per jam.

Atas beroperasinya PKS ini, EHP telah memiliki sembilan PKS dengan total kapasitas sebesar 2,85juta ton per tahun.

Berita Rekomendasi

Diharapkan, kata Henderi, keberadaan PKS baru ini mampu menambah penyerapan tenaga kerja di Papua, khususnya di wilayah Kabupaten Keerom. “Hingga akhir September ini, Perseroan telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi 100 calon pimpinan dalam Management Development Program dan pelatihan pengembangan SDM bagi 300 karyawan di level "Operational Leader",’ katanya.

Baca: Diangkat Ahok Dicopot Anies, Pria Ini Sukses Bawa Transjakarta Capai Target 500 Ribu Penumpang

Pada akhir tahun ini, Perseroan berencana akan membangun satu unit PKS dengan kapasitas 60 ton per jam dan bulking station dengan kapasitas simpan sebesar 4.000 ton. Pabrik yang akan dibangun di Kalimantan Timur ini sebagai upaya Perseroan guna mengantisipasi peningkatan produksi perkebunan kelapa sawit di wilayah ini, yang masuk di usia prima pada tahun 2020.

Kinerja keuangan

Hingga kuartal ketiga ini, Perseroan berhasil membukukan peningkatan produksi TBS sebesar 1,295 juta ton atau meningkat 32% dibanding produksi pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun produksi CPO sebesar 277 ribu ton atau meningkat sebsar 26 persen dibanding tahun lalu.


Kendati volume produksi TBS dan CPO naik cukup signifikan, Perseroan belum optimal mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 2,36 triliun atau hanya meningkat 6% dibanding dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu.

Hal ini disebabkan penurunan harga cukup tajam di kuartal ketiga ini, dibandingkan harga di kuartal kedua lalu.

Baca: Jaksa Andri Wiranofa Pernah Tangani Kasus Ahok, Bersama Istri Saat Naik Lion Air JT 610

Selain itu, pendapatan yang belum optimal ini juga disebabkan adanya penundaan pengiriman penjualan CPO.

Hal ini teriihat pada tingginya persediaan barang jadi senilai Rp360 miliar. Diharapkan pengiriman bisa kembali lancar pada kuartal keempat.

Situasi makin kurang baik bagi Perseroan saat rupiah makin melemah terhadap dolar Amerika Serikat sejak awal tahun hingga akhir September 2018 ini.

Akibatnya Perseroan mencatatkan rugi kurs sebesar Rp165 miliar. Padahal Perseroan hanya memiliki 20% dari hutang yang berdenominasi dolar Amerika Serikat.

Tak ayal, pada kuartal ketiga ini, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp282 miliar atau meningkat 31% dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Diharapkan periode kedepan harga CPO dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bisa membaik dan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perseroan seiiring dengan tren kenaikan volume produksi TBS dan CPO ini,” kata Henderi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas