Sri Mulyani: Butuh Waktu untuk Benahi Defisit Transaksi Berjalan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan butuh waktu yang tidak instan untuk membenahi defisit transaksi berjalan.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan butuh waktu yang tidak instan untuk membenahi defisit transaksi berjalan.
Ini karena langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan seperti menekan impor, mendorong ekspor dan mandatori biodiesel 20 persen belum akan terlihat hasilnya secara langsung dalam jangka pendek.
“Momentum perbaikan dilakukan secara bertahap dan tidak bisa langsung terlihat pada triwulan yang sama," kata Menteri Sri Mulyani, saat jumpa pers KSSK di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, (1/11/2018).
Meski demikian, Menteri Sri Mulyani terus melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dan stakeholder terkait untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan antara lain melalui pengendalian kebutuhan impor proyek infrastruktur, implementasi biodiesel B-20 dan perluasan cakupan produk yang dikenakan PPh Impor.
Sri Mulyani mengakui ada beberapa kendala di lapangan untuk implementasi biodiesel 20 persen mengenai transportasi dan peralatan. Namun, dari sisi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), Sri mengatakan, SKK Migas telah melaporkan bahwa penggunaan komponen dalam negeri makin meningkat.
Sementara, dari sisi moneter, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sejak Mei sebesar 150 basis poin menjadi 5,75 persen. Hal itu untuk memastikan ketahanan daya tarik pasar keuangan domestik dan juga bagian langkah bersama untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan eksternal.
Pemerintah juga terus melakukan kebijakan peningkatan daya saing dan promosi ekspor untuk memperbaiki masalah struktural neraca perdagangan. Saat ini pemerintah tengah mengupayakan peningkatan ekspor komoditas unggulan di Indonesia. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) nantinya mendapat tambahan modal Rp 5 triliun untuk menghidupkan komoditas ekspor dan barang yang bisa ditingkatkan kapasitasnya di dalam negeri.
Selain itu, dari sisi pariwisata di dalam negeri juga akan terus ditingkatkan. “Pariwisata yang menghasilkan devisa akan terus ditingkatkan. Kami akan monitor langsung,” tandas Sri Mulyani.