Pasar Properti Jakarta Miliki Potensi Besar untuk Berkembang di Tingkat Regional.
Pembangunan infrastruktur transportasi, juga dinilai memiliki andil dalam mendorong pertumbuhan pasar properti.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar properti di Indonesia, khususnya Jakarta, memiliki potensi besar berkembang di tingkat regional.
Lantaran, harga sewa perkantoran, apartemen dan kondominium mewah di Jakarta masih lebih murah dibandingkan negara-negara tetangga.
Selain itu, pembangunan infrastruktur transportasi, juga dinilai memiliki andil dalam mendorong pertumbuhan pasar properti.
Anton Sitorus, Director of Research Savills Property Connection Indonesia (PCI) menilai, ke depan, potensi ini lebih besar karena rencana pemerintah mempercepat akses infrastruktur Jakarta.
Infrastruktur baik, politik stabil, maka dampaknya harga properti dapat meningkat.
Salah satu kawasan di Jakarta yang bakal berkembang adalah Jakarta Timur, khususnya seputar Cawang–MT Haryono dan koridor by pass.
Dukungan kelengkapan infrastruktur dan sarana aksesibilitas membuat kawasan ini semakin seksi sebagai lokasi investasi properti.
Potensi Jakarta Timur tidak berbeda jauh dengan daerah lain di Jakarta, hanya kalah image. Tapi justru potensi besarnya sebagai daerah komersial muncul sekarang, ketika lahan lain di Jakarta semakin terbatas dan mahal.
Baca: Sukses Terapkan Hemat Energi di Gedung Perkantoran, BPPT DIganjar 2 Penghargaan Subroto
Salah satu contohnya, pasokan apartemen dan ruang ritel di Jakarta Timur masih terbatas.
Selanjutnya, pasokan akan tumbuh seiring makin lengkapnya infrastruktur pendukung seperti jalan dan sarana transportasi publik. Posisi Cawang yang berada di simpul empat ruas tol dan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) juga diprediksi akan menjadi pemicu perkembangan kawasan komersial disini.
"Jika pembangunan LRT berjalan sesuai rencana, otomatis membuat kawasan bisnis di Jakarta Timur ikut bertumbuh," terang Anton.
Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) menilai, koridor M.T. Haryono-Cawang akan menjadi area perluasan segitiga pusat bisnis atau central business district (CBD) Sudirman-Thamrin-Kuningan-Gatot Subroto, karena paling dekat dan terkoneksi langsung, selain menjadi hub berbagai moda transportasi massal termasuk jalan tol layang Jakarta-Cikampek dan jalan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu).
Beberapa tahun ke depan, kian langkanya stok tanah dan padatnya populasi kota, hunian dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) atau terintegrasi transportasi publik akan naik daun.
Karena itu pembangunan proyek properti terpadu dengan konsep TOD itu ramai di koridor tersebut terutama oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Hunian yang lebih dekat dengan CBD memiliki prospek lebih cerah ketimbang yang hanya menumpuk di satu lokasi”.