Punya Potensi, BPOM Tegaskan Kualitas Produk UMKM
UMKM adalah salah satu tulang punggung perekonomian bangsa dan harus didukung untuk lebih berkembang.
TRIBUNNEWS.COM – UMKM adalah salah satu tulang punggung perekonomian bangsa dan harus didukung untuk lebih berkembang.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh sebanyak 5% dari jumlah penduduk di tahun 2019.
Lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan itu, BPOM memfasilitasi UMKM dengan mengadakan lokakarya efektivitas guna membuka komunikasi antar pelaku usaha, pada Selasa (6/11/2018) di Semarang.
Kegiatan ini juga tentunya untuk memperkuat daya saing dan kualitas produk dalam negeri. Ketika secara kualitas produk sudah dipenuhi oleh pelaku usaha yang legal dan berkualitas, maka menurut Kepala BPOM RI, Ir. Penny K. Lukito, MCP jumlah para penjual produk-produk ilegal akan berkurang.
“Terkait registrasi di BPOM, prosesnya bergantung produk dan resikonya. Jadi semisal ada keluhan yang mengatakan registrasi di BPOM lama, dilihat lagi produknya apa. Misal seperti kosmetik dan makanan, prosesnya bisa cepat karena resikonya tidak tinggi. Bahkan bisa notifikasi atau tidak perlu melalui proses panjang, hanya membutuhkan waktu 15 hari untuk kosmetik dan 5 hari untuk makanan,” ungkap Penny.
"Memang ada beberapa produk yang beresiko, misalnya seperti susu formula untuk bayi, tentu proses nya lama karena ada evaluasi terlebih dahulu," jelasnya kembali.
Penny mengatakan pihaknya juga melakukan pengawasan post-market sesuai dengan catatan perusahaan. Jadi semisal ada perusahaan selama 3 tahun berturut-turut tidak ada masalah, tentunya akan mendapat keuntungan registrasi lebih cepat.
Bagi Penny, masyarakat juga berperan dalam hal pengawasan, terutama ketika membeli produk secara online.
Ada banyak produk yang tidak memiliki izin edar dari BPOM, karena belum terjamin tiga aspeknya yaitu aman, mutu, dan manfaat.
"Penjualan secara online kami bekerja sama dengan Asperindo, yaitu memberikan service pengiriman (ekspedisi) sebagai ujung tombak yang akan melaporkan apabila produk yang diantarkan adalah produk mencurigakan," imbuhnya.
Dalam acara tersebut, hadir pula Direktur Marketing PT. Sido Muncul, Irwan Hidayat menjadi sumber inspirasi bagi para pengusaha UMKM.
“Pembinaan BPOM ini sangat bagus, semoga makin maju. Saya senang karena pameran ini bisa membuat jamu jadi terkenal. Apalagi banyak pengusaha jamu yang bagus-bagus,” puji Irwan.
"Menurut saya BPOM tugasnya memang melindungi masyarakat dan saat ini sedang aktif sekali melakukan pembinaan terhadap usaha kecil menengah. Jadi, tidak hanya melindungi konsumen tapi UKM-UKM juga harus tumbuh dengan baik dan didampingi," tambahnya.
Ia mengaku senang, kinerja BPOM yang sering berkunjung ke daerah-daerah dan mengadakan pendaftaran sehingga mempermudah pengusaha-pengusaha kecil yang tidak perlu lagi ke Jakarta.
Kehadiran Irwan di sana untuk memberikan inspirasi kepada para pengusaha lewat kisahnya dalam memproduksi Tolak Angin, yang sampai sekarang sudah beredar ke seluruh dunia. Diantaranya Hong Kong, Australia, Belanda, Amerika Serikat, dan lain-lain.
Kunci sukses menurut Irwan, produknya harus memiliki kualitas terbaik dan mengikuti semua aturan pemerintah, termasuk BPOM. Apalagi standar BPOM untuk obat herbal dirasa paling tinggi se-ASEAN.
"Menurut saya BPOM tugasnya memang melindungi masyarakat dan saat ini sedang melakukan pembinaan terhadap usaha kecil menengah. Jadi, tidak hanya melindungi konsumen tapi UKM-UKM juga harus tumbuh dengan baik dan didampingi," ungkap Irwan.
Membahas produksi, Irwan menyebutkan targetnya hanya satu yaitu membuat produk yang baik dan aman. Hal ini sangat penting terutama dalam industri jamu, karena kalau produknya tidak baik percuma dan sulit dipasarkan.
Penulis: Dana Delani