WCCE 2018 Hasilkan ‘Bali Agenda for Creative Economy’
Outcome document WCCE 2018 telah disahkan, salah satu isinya sepakati pembentukan Center of Exellence for Creative Economy di Indonesia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA – Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, secara resmi membuka konferensi ekonomi kreatif pertama di dunia, The World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11/2018).
Digagas oleh Kementerian Luar Negeri dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), WCCE merupakan konferensi ekonomi kreatif berskala global pertama di dunia.
Baca: Bekraf Klaim Ekonomi Kreatif Indonesia Nomor Tiga Terbesar di Dunia
Sebanyak 1.500 partisipan yang terdiri dari penta-helix ekonomi kreatif hadir dalam WCCE.
Kolaborasi para penta-helix dari ekonomi kreatif, yang terdiri dari Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan Media menjadi kunci penting dalam WCCE sebagai upaya untuk menghubungkan elemen multi-dimensi dan pemangku kepentingan ekonomi kreatif.
“Sebagai Menteri Luar Negeri, ada tiga prioritas utama (ekonomi kreatif), pertama: kerja sama, kedua: kerja sama dan ketiga: kerja sama. WCCE menjadi momen untuk berbagi ide, membangun kemitraan dan mengawal perkembangan kreatif ekonomu global” ucap Menlu Retno dalam sambutannya, sesuai keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI.
WCCE 2018 berhasil mengesahkan outcome document berjudul “Bali Agenda for Creative Economy”, di mana salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Center of Excellence for Creative Economy di Indonesia.
Center of Excellence ini berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia guna menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis, antara lain di sektor musik, kuliner, aplikasi digital dan lain-lain.
“Di era globalisasi dan teknologi canggih ini, industri kreatif telah menjadi game changer. Sebagai salah satu sektor paling dinamis, ekonomi kreatif berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi banyak negara.” ucap Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf.
Bagi Indonesia, sektor ekonomi kreatif telah berkontribusi lebih dari 7,4% dari PDB Indonesia.
Industri ekonomi kreatif telah menyerap hampir 17 Juta pekerja, 14% dari total tenaga kerja, di mana lebih dari 54% pekerja ekonomi kreatif adalah wanita.
Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Buka Lapak merupakan perusahaan-perusahaan startups Indonesia berstatus unicorn, perusahaan yang memiliki asset senilai satu miliar dollar Amerika atau lebih.
Ke depannya, diharapkan Indonesia melahirkan unicorn lainnya.
Dalam WCCE 2018, beberapa penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sukses dilaksanakan, baik dalam skala nasional dan internasional.
Diharapkan dengan penandatanganan ini akan memperkuat kolaborasi yang lebih inklusif antar penta-helix untuk mendorong akses yang lebih besar bagi sektor ekonomi kreatif berbagai daerah di Indonesia pada level global.
Pemerintah Indonesia tengah menggagas pengarusutamaan isu ekonomi kreatif di fora multilateral.
Sifat multi-dimensi ekonomi kreatif berkaitan langsung dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Agenda 2030 (Sustainable Development Goals), antara lain, pendidikan, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Hasil-hasil dari WCCE 2018 akan menjadi landmark pengarusutamaan isu ekonomi kreatif di ranah multilateral menuju rencana pengusulan rancangan resolusi mengenai Ekonomi Kreatif Dunia yang telah memasuki era 4.0 di Sidang Majelis Umum PBB pada masa mendatang.
Baca: Sehat Irit, Startup Kesehatan yang Dekatkan Pasien dengan Layanan Kesehatan
WCCE diakui sebagai platform global menarik bagi industri ekonomi kreatif. Negara-negara yang hadir menyambut baik inisiatif Indonesia menyelenggarakan perhelatan WCCE.
Pada kesempatan ini, Persatuan Emirat Arab mengajukan diri menjadi tuan rumah WCCE selanjutnya yang direncakan akan digelar pada 2020.