Perpadi Minta Pemerintah Stabilkan Harga Gabah
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Beras (Perpadi) meminta pemerintah untuk intervensi terhadap lonjakan harga gabah.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Kiki Safitri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga gabah mengerek harga beras medium hingga Rp 12.000 per kg. Saat ini harga gabah mengalami kenaikan sejak dua bulan lalu di kisaran Rp 5.000 per kg.
Karena itu Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Beras (Perpadi) meminta pemerintah untuk intervensi terhadap lonjakan harga gabah.
"Yang pertama harus dilakukan adalah evaluasi HET (Harga Eceran Tertinggi) beras agar tidak merugikan industri penggilingan padi," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Beras (Perpadi) Burhanuddin, Jumat (9/11/2018).
Selanjutnya, Burhanuddin mengatakan bahwa ada baiknya jika pemerintah tak hanya fokus pada penstabilan harga beras. Selain itu, harga gabah juga perlu distabilkan.
"Memang harus ada evaluasi HET untuk beras medium. Kemudian sekarang kan enggak ada kebijakan menstabilkan harga gabah kan, yang ada itu harga beras. Sehingga harga gabah dibiarkan gitu aja melambung," ungkapnya.
Baca: Ajak Anak Muda Bikin Sendiri Furnitur Sederhana dari Bahan Kayu di Makerspace RuangQu
Burhanuddin menambahkan, dengan harga beras medium yang sesuai dengan HET Rp 8.500 per kg, maka industri penggilingan padi tidak memperoleh untung, justru malahan merugi.
"Tapi kalau harga berasnya dibatasi itu akan membuat penggilingan padi kesulitan. Terutama penggilingan kecil. Jadi kalau terus-menerus, industri penggilingan akan berhenti oprasional sehingga beras medium itu kurang di lapangan," ungkapnya.
Baca: Dokter Mengeluh, Biaya Operasi Cesar Sebelum Ada BPJS Kesehatan Rp 6 Jutaan, Kini Cuma Rp 4,3 Jutaan
Menurutnya industri penggilingan padi juga butuh diberikan perhatian. Akibat kenaikan harga gabah di tingkat penggilingan, maka produksi turut berkurang.
"Ini soal kebijakan saja. Itu yang perlu di evaluasi, karena teman-teman penggilingan kecil juga butuh jalan keluar," ujar Burhanuddin.
Produksi penggilingan padi kecil memiliki kapasitas 1 ton per jam atau 6 ton - 8 ton per hari.
Sedangkan industri penggilingan besar memiliki produksi 24 ton per hari. Industri penggilingan padi sejauh ini menyumbang 94% beras secara nasional.