Akibat Wabah Flu Burung, Ekspor Ayam Kampung ke Malaysia Dihentikan
Ekspor ayam kampung dan itik lokal ke Malaysia tahun ini dihentikan sementara. Lantaran Malaysia sedang terserang wabah
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekspor ayam kampung dan itik lokal ke Malaysia tahun ini dihentikan sementara. Lantaran Malaysia sedang terserang wabah flu burung (H5N1) akibat virus AI (Avian Influenza).
“Untuk realisasi ekspor ke Malaysia sementara terhenti karena terjadinya wabah AI di negara tersebut,” kata Direktur Jenderal PKH Kementerian Pertanian I.Ketut Diarmita, Selasa (13/11).
Padahal, sebelumnya Himpunan Peternak Unggas Lokal (Himpuli) sempat menyebut bahwa salah satu langkah agar produksi ayam kampung terus meningkat adalah dengan melakukan ekspor di tahun 2018 ini. Tak tanggung sebanyak 30.000 day old chick (DOC) ayam kampung disiapkan untuk di ekspor ke Malaysia.
“Oh iya (belum) kita sedang urusan NKV (Nomor Kontrol Vetetiner), selain itu mereka (Malaysia) minta tukaran bebek juga sih. Jadi kita kirim ayam kampung mereka kirim bebek, jadi rugi kita,” kata Naryanto, Direktur PT Sumber Unggas Indonesia, Selasa (13/11).
Namun demikian Kemtan menyiapkan market baru utnuk ekspor ayam kampung dan itik. Market tersebut antara lain Hongkong dan Brunei Darussalam dengan dua industri ternak lokal yang saat ini sedang di verifikasi.
“Untuk karkas ayam kampung, saat ini sedang dalam proses penyelesaian sertifikasi NKV (Nomor Kontrol Veteriner). Ada dua perusahaan yang akan menembus pasar negara tersebut, yaitu PT Sumber Unggas Indonesia dan PT Unggas Lestari Unggul,” ujar Ketut.
Naryanto menyebut tahun 2019 setelah NKV selesai, ekspor ke Malaysia akan dilakukan sekitar 20.000 ekor ayam kampung per bulan. Selain itu, ekspansi ke Hongkong juga akan dimulai.
“Kalau ayam kampung baru mau coba saja ekspor ke Hong Kong 10.000 an. Mungkin awal tahun ya selesai NKV,” ungkapnya.
Tidak hanya terkendala dalam masalah wabah flu burung yang terjadi di Malaysia. Hal ini juga terkait dengan masalah standarisasi persyaratan kesehatan hewan di dua negara antara negara pengimpor dan negara pengekspor.
“Kalau ayam kampung itu masih proses karena harus ada pembahasan di bidang direktorat pembibitan. Karena kalau kita ekspor, harus ada analisis resiko, untuk harmonisasi persyaratan kesehatan hewan di dua negara,” ujar Ketut.
Naryanto menambahkan bahwa produksi ayam kampung naik dua kali lipat tiap tahunnya. Kemtan menyebut bahwa tahun ini produksi ayam kampung menapaki kenaikan hampir 15% yakni 362 juta ekor dari sebelumnya di tahun 2017 yaitu 315 juta ekor.
Artinya tahun 2018 produksi ayam kampung berkisar 900 juta ekor. “Tiap tahun naik dua kali lipat, tahun ini 900 juta ekor,” jelas Naryanto.
Berita ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Indonesia stop ekspor ayam kampung ke Malaysia karena wabah