Harkannas 2018, Ajak Kaum Milenial Cinta Makan Ikan
Untuk bisa mengakomodir itu, sambung Rifky, dia telah menggagas yang namanya Seafood Lovers Millennial.
Penulis: Sanusi
Sementara, lanjut Rifky lagi, untuk konsumsi ikan nasional per kapita per tahun trennya selalu naik. Yang mana jika merujuk data sepanjang 5 tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat, tahun 2014 sebesar 38,14 kg (kilogram) per kapita per tahun tahun, 2015 ; 40,9 kg per kapita per tahun tahun, 2016 ; 43,88 kg per kapita per tahun tahun, 2017; 47,12 kg per kapita per tahun tahun, 2018 ; 50 kg per kapita per tahun tahun, sementara untuk tahun 2019 target konsumi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun tahun.
Hampir per tahunnya target konsumsi ikan nasinal selalu terpenuhi bahkan tidak jarang melebehi target yang ditetapkan. Seperti pada tahun 2015 konsumsi ikan masyarakat mencapai 41,1 kg per kapita per tahun, berhasil melampaui yang ditargetkan sebesar 40,9 kg per kapita per tahun.
“Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan bagi kesehatan,” lanjutnya.
Rifky mengatakan, pemerintah akan terus mendengungkan akan pentingnya makan ikan. Agar konsumsi ikan nasional kita per kapita pertahunnya terus naik. Kita jangan sampai kalah dengan negara tetangga, seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun), dan Jepang (mendekati 100 kg per kapita per tahun).
“Kita negara kepulauan mempunyai komoditas ikan yang beragam baik ikan tangkapan (laut) atau ikan budidaya, dan stok ikan kita terus berlebih. Harapannya konsumsi ikan nasional kita bisa menyamai negara-negara lain syukur-syukur bisa menyamai negara Jepang,” sambungnya.
Karena, menurut Rifky lagi, kita tidak ingin lagi mendengar adanya kasus gizi ganda (kelebihan dan kekurangan gizi), stunting (bayi lahir pendek) dan lain-lain. Ini, adalah contoh beberapa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia yang erat kaitannya dengan pangan dan gizi.
Untuk itu, dengan makan ikan diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah-masalah seperti itu. Khususnya, dalam mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi bagi masyarakat.
“Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah didapat di Indonesia, disamping itu harganya juga terjangkau. Dan selain itu juga mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan omega 3. Makanya mari budayakan makan ikan,” tegasnya.
Harapannya adanya Harkannas tahun ini menjadi momen penting ikan dijadikan sumber protein yang selalu hadir di dalam menu keluarga dalam rangka mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia ini sesuai dengan Nawacita 5, selain itu dengan ikan ini mampu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing bangsa sama seperti pada Nawacita 6, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, khususnya sektor kelautan dan perikanan yang jelas tersirat pada Nawacita 7.
“Harkannas ini ada tiga hal yang ingin kami bawa, yaitu peningkatan konsumsi ikan dalam negeri, meningkatkan ekspor komoditas perikanan, dan branding produk-produk perikanan unggul salah satunya komoditas Ikan Patin atau yang kita sebut Indonesian Pangasius,” tandasnya.
Sebagai informasi, Penetapan Hari Ikan Nasional dilandasi dua pertimbangan yakni, satu, Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki potensi perikanan yang perlu dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk bangsa, dan dua; dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan mendukung ketahanan pangan dan gizi nasional, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.