Petani Sawit di Inhu Menjerit, Harga Tandan Buah Segar Anjlok Hingga Rp 600 Per Kg
Harga TBS kelapa sawit itu belum harga yang diterima petani, karena yang diterima petani hanya Rp 250.
Editor: Hendra Gunawan
Selain itu, harga yang terlalu rendah membuat petani kesulitan untuk melakukan perawatan terhadap tanaman sawitnya.
"Ngak ada cerita pupuk perwatan kini, untuk makan aja petani kami banyak yang sudah susah banget," katanya.
Pada kondisi yang sulit itu, petani merasa pemerintah tidak pernah perduli.
"Setahu yang saya tahu dan saya rasa dan sakit rasa belum ada dibantu (pemerintah red)," katanya. Bahkan dirinya merasa petani kelapa sawit diabaikan.
Kondisi saat ini juga diperparah dengan kampanye aktivis lingkungan hidup Greenpeace.
Emy yang juga ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Inhu itu menyesalkan adanya kampanye peralwanan dari aktivis Greenpeace.
"Kalau menurrut saya kampanye tersebut sangat biadab, diduga ada kepentibgan luar negri bermain di sini, karena komoditi bunga matahari dan kedelai yang jadi komoditi andalan Eropa kalah bersaing di pangsa pasar mereka dari CPO. Lalu mereka memperalat misalnya Greenpeace untuk membuat kampanye negatif," katanya.
Meski begitu Emi tidak bisa membantah bahwa pembukaan perkebunan kelapa sawit memiliki dampak terhadap pelestarian lingkungan dan satwa.
"Dampak tentu ada tapi kembali lagi tujuan bernegara adalah mensejahterakan masyarakat," ujarnya.
Untuk mengatasi kerusakan lingkungan, Emi menegaskan mestinya tata kelola lingkungan yang lebih ditingkatkan.
"Kalau sudah terlanjur gimana lagi," pungkasnya.
Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Semakin Membuat Petani 'Menjerit'
Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa Sawit di Riau semakin minggu semakin turun, dan kondisi ini membuat petani kelapa sawit 'menjerit'.
Belum diketahui pasti apa penyebab harga TBS semakin hari semakin turun.