Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Manajemen Waskita Beton Sebut Arus Kas Operasional Surplus Rp 1,1 Triliun

Arus kas (cashflow) operasional anak perusahaan Waskita Karya ini disebut meraih surplus Rp 1,1 triliun, dibandingkan 2017 yang minus Rp 2,4 triliun

Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Manajemen Waskita Beton Sebut Arus Kas Operasional Surplus Rp 1,1 Triliun
KONTAN
Workshop Waskita Beton Precast 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menutup akhir tahun 2018 dengan hasil yang memuaskan.

Arus kas (cashflow) operasional anak perusahaan Waskita Karya ini disebut meraih surplus Rp 1,1 triliun, dibandingkan 2017 yang minus Rp 2,4 triliun dan di 2016 yang minus Rp 3 triliun.

Direktur Keuangan WSBP Anton YT Nugroho mengungkapkan, akhir tahun lalu WSBP menerima pembayaran dari proyek turnkey jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sebesar Rp1,6 triliun.

Sebelumnya, pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp 665 miliar, dan Rp 250 miliar di antaranya merupakan pembayaran turnkey.

"Pada 2018, arus kas dari operasional perusahaan surplus. Penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp 9,8 triliun, lalu kami terima lagi sampai akhir 2018 sebesar Rp 1,6 triliun. Jadi, totalnya sekitar Rp 11,4 triliun," ujar Anton dalam keterangan resmi, Rabu (2/1/2019).

Baca: Kami Berlindung di Musala, Batu-batu Sebesar Rumah Tiba-tiba Menggelinding dari Bukit

WSBP telah menuntaskan proyek Tol Becakayu yang merupakan proyek turnkey pertama perseroan. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. "Namun, sebagai kompensasi, kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai," jelasnya.

Baca: Letjen Doni Monardo Sempat Disebut-sebut Akan Dilantik, Siapakah Dia?

Berita Rekomendasi

Saat ini, WSBP masih menyisakan proyek turnkey Cimanggis-Cibitung. Pembayaran termin untuk proyek ini akan terealisasi pada 2019 dengan pembayaran termin sebesar Rp 2,6 triliun.

Sementara itu, rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP masih sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali. Dengan besaran ekuitas per kuartal III-2018 yang sebesar Rp 7,45 triliun, WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.

Adapun hingga pertengahan Desember 2018, WSBP berhasil membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 6,51 triliun atau 99,2 persen dari target nilai kontrak baru sepanjang 2018 yang sebesar Rp 6,56 triliun.

Dalal keterangan yang sama, Direktur Utama WSBP Jarot Subana mengaku cukup optimistis pihaknya akan mencapai target NKB 2018.

"Perolehan kontrak baru WSBP berasal dari proyek internal sebesar 63 persen yaitu proyek jalan tol Cibitung-Cilincing dan proyek lainnya. Sedangkan proyek yang berasal dari eksternal sebesar 37 persen, antara lain proyek jalan tol Pekanbaru-Dumai, Bandara Kulonprogo, Pelabuhan Pattimban, dan proyek lainnya," papar dia.

"Ke depan, WSBP akan tetap mempertahankan kinerja yang sudah baik pada 2018, dimana kinerja perseroan tetap lebih tinggi dibandingkan kompetitor," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas