Analis: Sentimen Terhadap Rupiah Memburuk Oleh Kinerja Ekspor yang Merosot Setahun Ini
Ringgit Malaysia dan Rand Afrika Selatan melemah. Walau begitu, Lira Turki, Yuan China, dan Rupiah mampu bertahan terhadap Dolar AS.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinamika mata uang pasar berkembang pekan ini memasuki nuansa waspada karena berbagai risiko geopolitik dan kekhawatiran mengenai pertumbuhan global yang melambat membuat investor gelisah dengan kinerja bervariasi.
Ringgit Malaysia dan Rand Afrika Selatan melemah. Walau begitu, Lira Turki, Yuan China, dan Rupiah mampu bertahan terhadap Dolar AS.
Dengan ketidakpastian Brexit dan ketidakpastian politik di Washington serta berbagai risiko geopolitik lainnya yang mengganggu keyakinan investor, mata uang pasar berkembang tetap rentan melemah.
Baca: 9 Jam Diperiksa, Isi 'Chatting' Vanessa Angel Disebut Polisi Tak Sesuai Etika: Banyak Sekali
"Di Indonesia, sentimen terhadap rupiah memburuk pasca laporan bahwa ekspor Indonesia merosot dengan laju paling cepat dalam lebih dari satu tahun terakhir, bulan lalu," ungkap Lukman Otunuga, analis riset dari FXTM kepada Tribunnews, Rabu (16/1/2019).
Data menunjukkan, total ekspor Indonesia turun 4.62 persen secara YoY di bulan Desember dan impor hanya sedikit menguat 1.16%, sehingga defisit perdagangan lebih besar dari perkiraan.
"Isyarat melambatnya pertumbuhan global akan terus memengaruhi pasar berkembang, termasuk Indonesia," ungkap Lukman Otunuga.
Dari aspek teknikal, tren kurs Dolar AS-Rupiahtampak kembali menguji resistensi di level Rp 14.000 jika Dolar AS terus melemah.
Lukman menjelaskan, kebuntuan politik di Washington dan ekspektasi bahwa Fed akan beristirahat meningkatkan suku bunga terus membebani Dolar AS.
Baca: Bank-bank Pemerintah Mulai Menjerit karena Likuiditas Ketat Akibat Perang Suku Bunga Deposito
Tren bulls pada Indeks Dolar menghilang dalam beberapa pekan terakhir. Penurunan di bawah 96.00 memberi sinyal bahwa bears kembali memegang kendali. Selera terhadap Dolar akan semakin menurun apabila data ekonomi yang mengecewakan status safe havenmata uang ini.
Trader teknikal akan terus memantau bagaimana perilaku harga di bawah 96.00. Penurunan berkelanjutan di bawah level ini dapat menyebabkan depresiasi lebih lanjut menuju 95.00 kemudian 94.20.
Poundsterling-USD
Prospek Pound akan ditentukan oleh apa yang terjadi setelah "voting penting" Brexit di hari Selasa.
Hasil voting ini masih belum kita ketahui, tapi Pound pasti merasakan dampaknya. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD mencapai penutupan mingguan di atas 1.2820, terutama karena isu Brexit.
Level 1.2820 dianggap sebagai support yang mendorong harga menuju 1.2920.