Indonesia Disebut Kementerian Perindustrian Masuk 10 Besar Industri Bernilai Tambah Tinggi di Dunia
Produk Domestik Bruto (PDB) sektor manufaktur Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
![Indonesia Disebut Kementerian Perindustrian Masuk 10 Besar Industri Bernilai Tambah Tinggi di Dunia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/alat-bongkar-muat-peti-kemas-terbaru-tiba-di-jakarta_20181111_233558.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peningkatan investasi dan produktivitas di sektor manufaktur diyakini bisa mendongkrak nilai tambah bahan baku dalam negeri dan mendorong ekspor.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan, tren industri pengolahan dalam negeri semakin baik. Dia menyebut Indonesia kini masuk 10 besar dunia sebagai negara industri bernilai tambah tinggi.
"Mengacu data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) pada tahun 2018, dilihat dari sisi manufacturing value added, industri pengolahan kita trennya terus membaik,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar, sebagaimana dikutip dari situs Kemenperin, Jumat (18/1/2018).
"Nilai tambah industri nasional meningkat hingga USD34 miliar, dari tahun 2014 yang mencapai USD202,82 miliar menjadi USD236,69 miliar di tahun 2018. Saat ini, Indonesia masuk 10 besar dunia sebagai negara industri yang bernilai tambah tinggi,” ujarnya.
Dia menyebut Indonesia berada di peringkat kelima dunia dalam hal kontribusi industri terhadap perekonomian negara mengacu pada data World Bank di 2017 yang menunjukkan negara-negara industri di dunia kontribusi sektor manufakturnya terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17 persen.
Baca: Ketinggalan KRL Terakhir Tujuan Bogor, Nanda Tewas Dikeroyok Saat Akan Bermalam di Rumah Temannya
Lima negara yang sektor industri manufakturnya mampu menyumbang di atas rata-rata tersebut, yakni Tiongkok (28,8 persen), Korea Selatan (27 persen), Jepang (21 persen), Jerman (20,6 persen), dan Indonesia (20,5 persen).
Sementara, negara-negara dengan kontribusi industrinya di bawah 17 persen, antara lain Meksiko, India, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, Rusia, Brasil, Prancis, Kanada, dan Inggris.
Baca: Toyota New Avanza Hanya Minor Change, Mitsubishi: Konsumen yang Kecewa Bisa Beralih ke Xpander
"Artinya, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor manufaktur Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN," papar Haris.
Baca: Beberkan '4 Gol Bunuh Diri' Prabowo-Sandi Saat Debat, Adian Napitupulu: Jokowi-Maruf Dapat Skor 10-0
Di 2015, sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang sebesar Rp2.098,1 triliun terhadap PDB nasional dan meningkat 21,8 persen menjadi Rp2.555,8 triliun di 2018. Nilai ekspor industri pengolahan nonmigas menembus USD130,74 miliar pada 2018. Capaian ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar USD125,10 miliar.
"Apabila melihat indeks daya saing global, yang saat ini diperkenalkan metode baru dengan indikator penerapan revolusi industri 4.0, peringkat Indonesia naik dari posisi ke-47 pada 2017 menjadi level ke-45 di 2018," kata Haris.