Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Reliance Sekuritas Akan Fokus Utilisasi Teknologi Demi Kepuasan Konsumen

RELI memokuskan ke divisi Investment Banking (IB) yang nantinya akan banyak fokus di IPO development board dengan layanan end to end

Penulis: Sanusi
zoom-in Reliance Sekuritas Akan Fokus Utilisasi Teknologi Demi Kepuasan Konsumen
KONTAN/Daniel Prabowo
Reliance Sekuritas 

TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) memastikan terus melakukan inovasi layanan dan pengembangan bisnis agar kinerja perusahaan semakin baik dan memberi kontribusi signifikan bagi masyarakat dan pemegang saham.

Wilson Sofan, Direktur Pengembangan Bisnis RELI, menjelaskan RELI memokuskan ke divisi Investment Banking (IB) yang nantinya akan banyak fokus di IPO development board dengan layanan end to end.

Untuk divisi equitas sendiri, kata Wilson, akan berjalan pararel antara retail dan korporasi. Salah satu strategi yang akan digunakan, dengan mengutilisasi kemajuan teknologi dan trend digital yang sedang ramai digandrungi masyarakat.

“Tujuannya tentunya memberikan kemudahan dan kepuasan customer journey bagi para nasabah dan calon nasabah kami dalam mengakses produk-produk yang tidak hanya ditawarkan oleh Reliance Sekuritas tetapi juga produk-produk yang ditawarkan oleh bisnis unit lainnya yang ada dibawah naungan Reliance Capital Management,” jelas Wilson, kepada media, Jumat (25/1/2019).

Baca: Foto Bareng Iqbaal Ramadhan, Nia Ramadhani Lebih Cocok Disebut Milea Ketimbang Mamanya

Untuk rencana RELI mengembangkan divisi investment banking, beberapa calon prospek sedang digarap. Pada tahun ini, RELI optimis ada beberapa MOU yang dapat ditandatangani baik berupa persiapan pre IPO atau proses IPO. Adapun untuk sektor-sektornya belum bisa disclosed karena belum ada kesepakatan hitam di atas putih.

Baca: Unit Terbatas, Lexus Klaim Konsumen Tak Masalah Antre Beli LX 570 Sport

“Namun untuk fokusnya, kami akan menyasar pada emiten-emiten dikategori papan pengembangan atau malah akan menyasar ke papan akselerasi yang peraturannya sedang digodok oleh Bursa dan OJK,” ucap Wilson.

Di tengah tahun politik, ia memberi saran agar investor, selektif dan benar-benar mencermati perkembangan pasar. Menyikapi kondisi politik pilpres yang akan mewarnai iklim investasi di tahun ini, kata Wilson, memang harus selektif, tidak hanya dalam memilih saham tetapi juga dalam menentukan entry point.

Baca: Menantu Jokowi Main Proyek Rumah Bersubsidi, Mahfud MD : Kita Lihat Saja Nanti

Secara siklus, setiap periode pemilihan presiden memang market akan cenderung sepi, terutama mendekati detik-detik pemilu. Pada periode ini investor disarankan untuk mengurangi leverage karena biasanya volatilitas akan menurun terutama bagi investor -investor jangka pendek.

Berita Rekomendasi

Namun setelah puncak acara pesta demokrasi berakhir, biasanya volatilitas dan likuiditas pasar akan kembali bangkit. Jadi untuk investor jangka panjang dengan time horizon lebih dari 1 tahun bukan merupakan masalah untuk memiliki posisi.

Nah, selanjutnya adalah tinggal bagaimana kondisi makro global dan makro domestik yang akan mendorong pergerakan pasar. Secara global, kondisi Amerika yang sudah mulai memasuki titik overheat yang diperkirakan akan berpuncak di kuartal tiga 2019, akan menjadi faktor yang menguntungkan bagi pasar emerging yakni salah satunya Indonesia.

Kondisi ini diperkirakan akan semakin mengurangi potensi the fed untuk meningkatkan suku bunga acuan bahkan dapat cenderung mulai mengarah pada penurunan selepas 3Q2019.

“Dari hal ini pun kita dapat berasumsi bahwa animo BI untuk meningkatkan suku bunga pun akan berkurang. Kondis ini yang akan kembali meningkatkan gairah investasi di pasar saham dan obligasi,” ujarnya.

Nah, untuk sentimen tambahan dari makro domestik tentunya adalah kebijakan pemerintahan yang baru atau yang baru diperpanjang. Jika kebijakannya pro terhadap pasar, tentunya akan semakin memberikan dorongan positif bagi pasar.


Ia memprediksi, BI mungkin akan mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga paling tidak di semester 2 2019, dan jika terrealisasi maka arus investasi ke pasar modal akan kembali deras.

“Namun tentunya pada kondisi ini ada beberapa saham-saham yang cenderung defensif, kami masih melihat sektor konsumer good sebagai salah satu sektor yang defensif terhadap kondisi yang mewarnai tahun 2019 ini,” jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas