Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi 7 Persen, BPS: Berat Sekali
Suhariyanto mengatakan target sebesar 7 persen sangat sulit direalisasikan, mengingat kondisi ekonomi global turut mengalami ketidakpastian.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal IV 2018 secara akumulatif mencapai 5,17 persen.
Angka ini tertinggi selama pemerintahan era Joko Widodo, tetapi jauh di bawah target saat kampanye Jokowi sebesar 7 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, target sebesar 7 persen sangat sulit direalisasikan, mengingat kondisi ekonomi global turut mengalami ketidakpastian.
"Target (pertumbuhan ekonomi) 7 persen akan berat sekali," ucapnya di kantor BPS, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi biasanya dipatok tinggi dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) yang dibuat untuk lima tahun.
Baca: Kasus Dugaan Suap Dana Hibah Kemenpora, KPK Periksa Ketua Umum KONI
Namun realitanya, tahun lalu ekonomi global termasuk Indonesia tertekan akibat agresifnya bank sentral AS, The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan.
Perang dagang AS-Tiongkok, penurunan harga komoditas juga menjadi tekanan terhadap ekonomi tanah air.
"Banyak sekali hal tidak terduga, misalnya kita kan tidak terpikir kalau The Fed akan naikkan bunga dan ada perang dagang antara AS dan China," sebut dia.
"Saya katakan 5,17 persen itu bagus lah dibandingkan negara lain," sambungnya.
Untuk diketahui, pada 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen atau melambat dari angka di 2013 sebesar 5,56 persen.
Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadi 4,88 persen. Trennya kemudian perlahan naik di 2016 sebesar 5,03 persen, 2017 sebesar 5,07 persen hingga 5,17 persen di 2018.