Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Sumur Batu Bekasi Bisa Suplai Energi ke 9.000 Rumah
"Kita gunakan teknologi circulating heat combustion boiler-system (CHCB) ramah lingkungan dengan bisa menghasilkan listrik 1,5 megawatt"
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Muhammad Azzam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Sumur Batu di Bekasi, jawa Barat, dirancang mampu menghasilkan listrik sebanyak 1,5 megawatt.
PLTSa ini juga dirancang mampu memusnahkan sampah sebanyak 3,3 ton per jam. PLTSa bisa mensuplai 9.000 rumah. Karenanya, desain PLTSa ini bisa menjadi soluasi atas permasalahan sampah.
PT Nusa Wijaya Abadi (NWA) sebagai pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Sumur Batu yang ditunjukkan Pemerintah Kota Bekasi mengklaim, PLTSa Sumur Batu mampu menghasilkan listrik sebanyak 1,5 megawatt dan dapat memusnahkan sampah sebanyak 3,3 ton per jam.
"Kita gunakan teknologi circulating heat combustion boiler-system (CHCB) ramah lingkungan dengan bisa menghasilkan listrik 1,5 megawatt dan ini bisa mensuplai 4.500 rumah kalau listriknya nyala semua full seperti kulkas AC mesin cuci dan lainnya. Tapi kalau tidak full kita bisa mensuplai 9.000 rumah," kata Presiden Direktur PT NWA, Tenno Sujarwanto, Senin (11/2/2019).
Tenno Sujarwanto menjelaskan, total sebenarnya sampah yang diolah sebanyak 5 ton perjam. Namun, refuse derived fuel (RDF) yang bisa dijadikan bahan baku listrik mencapai 3,3 ton.
Baca: Jokowi Kaget, Harga Avtur Bisa Begitu Mahal: Akan Panggil Dirut Pertamina
"Sisanya, tanah-tanahnya itu menghasilkan pupuk. Kalau bahan baku sampah untuk menjadi listrik itu sampah-sampah plastik atau yang butuh waktu ratusan tahun untuk terurai. Jadi kalau dihitung harian bisa mencapai 700 ton sampah yang diolah," kata Tenno Sujarwanto.
Pengolahan sampah menjadi energi listrik ini, kata Tenno, menjadi soluasi atas permasalahan sampah yang selama ini terjadi.
Baca: Hino Tambah Fitur Kamera Belakang dan Rem ABS di Truk Dutro dan New Generation Ranger
"Coba kalau ini tidak segera direalisasikan, tumpukan sampah akan terus menggunung. Lihat sampah ini menjadi masalah utama, padahal jika dikelola dengan baik bisa bermanfaat ya salah satunya listrik ini," ujarnya.
Tenno Sujarwanto mengatakan, keuntungan lain dari pengolahan sampah menjadi listrik juga dapat mengatasi solusi yang selama ini kerap dialami pemerintah setempat.
Baca: Soimah Ngakak Saat Jokowi Contohkan Panggil Iriana Bila Tinggal di Istana, Ibunda Kaesang Menoleh
Misalnya, tumpukan samlah di TPA (Tempat Pembungan Akhir) yang telah overload sehingga tiap tahunnya harus memperluas lahan TPA.
"Kalau teknologi ini dikembangkan bisa mengatasi masalah sampah ini. Setidaknya gunungan sampah tidak terus bertambah.Tidak perlu perluas lahan tiap tahunnya dan fasilitas lainnya yang memakan biaya besar," ungkap Tenno Sujarwanto.
Tenno Sujarwanto mengatakan, pihaknya belum bisa mengoperasikan PLTSa secara reguler dikarenakan menunggu proses dan mekanisme sesuai Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 selesai dilakukan.
Pihaknya bersama Pemerintah Kota Bekasi tidak menjual listrik ke masyarakat. Hasil produksi listrik dari PLTSa akan dijual ke PLN untuk kemudian dapat disalurkan ke masyarakat. Jadi, berdasarkan Perpres Nomor 35 Tahun 2018, listrik dijual ke PLN. Nantinya PLN yang akan mendistribusikan ke masyarakat.
"Sekarang kita lagi proses uji kelayakan untuk nanti jika sesuai ketentuan PLN, baru mendapatkan power purchase agreement (PPA)," kata Tenno Sujarwanto.