Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenhub Tegaskan Upah Ojek Online Tak Hanya dari Angkut Penumpang

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, dalam aturan yang dibuat pihaknya, hanya mengatur yang mengangkut penumpang

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Kemenhub Tegaskan Upah Ojek Online Tak Hanya dari Angkut Penumpang
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pengemudi ojek online (ojol) berada di area drop off, di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/7/2018). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan adanya tempat pemberhentian khusus bagi ojek online (ojol) di kantor-kantor Pemprov DKI. Area drop off untuk menurunkan dan menunggu penumpang sehingga tidak mengganggu lalulintas. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan telah menetapkan besaran tarif ojek online. Tarif tersebut akan mulai berlaku pada 1 Mei 2019.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, dalam aturan yang dibuat pihaknya, hanya mengatur tarif ojek online yang mengangkut penumpang.

Pihaknya tak mengatur tarif pemesanan makanan dan tarif pengantaran barang melalui ojek online.“Enggak diatur,” ujar Budi di Jakarta, Selasa (26/3).

Menurut Budi, masalah tarif pemesanan makanan dan tarif pengantaran barang melalui ojek online diatur oleh masing-masing aplikator.

Dia menjelaskan, pada awalnya pihak aplikator menerapkan tarif ojek online yang mengangkut penumpang hanya Rp 1.200 per kilometernya.

Sebab, penyedia aplikator merasa para pengemudi bisa mendapat penghasilan lain dari jasa pemesanan makanan dan pengantaran barang.

“Justru, penyedia aplikator itu nett-nya di bawah karena ekosistemnya para pengemudi mendapat upah tidak dari penumpang saja, ada dari pengantaran makanan dan pengantaran barang. Dan itu dihitung semuanya, sehingga dia bisa melihat penghasilan pengemudi itu sekian. Kalau memang dihitung dari penumpang kecil, tapi kalau diakumulasi dengan yang lain sebenarnya mereka cukup,” ucap dia.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah menentukan besaran tarif ojek online. Penetapan tarif ini dibagi menjadi tiga zona. Sistem zonasi ini sendiri terdiri dari, zona I yang meliputi Sumatra, Jawa selain Jabodetabek dan Bali.

Zona II terdiri dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sedangkan Zona III terdiri dari Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Untuk zona I, tarif batas bawahnya sebesar Rp 1.850 per kilometernya dan tarif batas atasnya Rp 2.300. Untuk biaya jasa minimalnya Rp 7.000 sampai dengan Rp 10.000.

Baca: Aturan Resmi Berlaku, Ojek Online Wajib Pakai Sepatu dan Sarung Tangan

Biaya jasa minimal merupakan biaya yang dibayarkan penumpang untuk jarak tempuh maksimal 4 kilometer.

Di zona II, tarif batas bawahnya sebesar Rp 2.000 dan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometernya. Untuk biaya jasa minimalnya Rp 8.000 sampai dengan Rp 10.000.

Sedangkan di zona III tarif batas bawahnya sebesar Rp 2.100 dan tarif batas atasnya Rp 2.600 per kilometernya. Untuk biaya jasa minimalnya Rp 7.000 sampai dengan Rp 10.000.

Besaran tarif ini merupakan biaya jasa yang sudah mendapat potongan biaya sewa aplikasi atau tarif bersih (net) yang diterima pengemudi ojek online. Tarif ini akan mulai berlaku pada 1 Mei 2019 mendatang. (Akhdi Martin Pratama)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Peraturan Ojek Online, Tarif Antar Makanan dan Antar Barang Tak Ikut Diatur. 

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas