Enduro Student Program Mampu Ciptakan Entrepreneur Muda Bidang Perbengkelan
Pertamina Lubricants telah menciptakan kemandirian ekonomi bagi individual-individual maupun kelompok generasi penerus bangsa
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Lubricants melalui program kemandirian, telah menaruh fokus yang besar terhadap pengembangan sumber daya manusia serta membangun jiwa-jiwa tenaga muda produktif Indonesia melalui brand awareness, product knowledge, entrepreneurship, dan lingkungan dimana pabrik beroperasi.
Setelah pertama kalinya meluncurkan Enduro Student Program (ESP) pada tahun 2016 di Cilacap, Pertamina Lubricants telah menciptakan kemandirian ekonomi bagi individual-individual maupun kelompok generasi penerus bangsa dalam bidang otomotif khususnya perbengkelan roda dua.
ESP merupakan program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) Pertamina Lubricants yang menyentuh pada nilai-nilai Creating Shared Value (CSV), bekerja sama dengan siswa-siswa SMK dan para mitra untuk menciptakan manfaat yang bisa dinikmati bersama, memberikan dampak positif bagi generasi penerus bangsa sekaligus menjalankan program sebagai strategi perusahaan guna menjamin sustainability bisnis perusahaan.
ESP terdiri dari pelatihan teknik sepeda motor bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) di masing-masing kota, praktek kerja dan mentorship oleh bengkel mitra binaan Pertamina Lubricants, pelatihan kewirausahaan, serta pendampingan entrepreneurship perbengkelan.
Secara keseluruhan program ini telah diikuti oleh lebih dari 200 siswa-siswa SMK kejuruan otomotif / mesin serta menciptakan 70 bengkel mandiri dari berbagai kota di Indonesia antara lain Jakarta, Cilacap, Gresik, Jakarta, Tuban, Bojonegoro, Surabaya, Semarang, Makassar, Balikpapan dan Kupang.
Iwan Ridwan Faizal Corporate Secretary PT Pertamina Lubricants mengatakan, ESP mengajak anak-anak muda produktif Indonesia untuk menjalani pembinaan, pendidikan, dan pelatihan entrepreneurship serta praktik kerja untuk kedepannya dapat merintis wirausaha bengkel motor secara mandiri.
"Kami mengembangkan potensi siswa SMK untuk belajar mengenai dunia perbengkelan dan terjun langsung secara real untuk menjadi mekanik handal sekaligus dapat mengelolanya bisnis dengan baik. Dalam program, kami juga menggenjot kreatifitas dan ide-ide brilian mereka yang terkait dengan strategi bisnis dan penjualan melalui kompetisi-kompetisi menarik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (15/4/2019).
ESP terdiri dari berbagai tahapan. Program dimulai dengan penjaringan siswa-siswi SMK otomotif sejumlah 21 orang setiap batchnya perkota. Program ini menjaring siswa-siswi yang memiliki minat kuat dalam usaha mekanik atau perbengkelan dan memiliki mimpi untuk membangun kemandirian melalui usaha bengkel. Lalu peserta akan mengikuti pelatihan teknis dan non-teknis sepeda motor di BLKI setempat selama satu bulan.
Baca: Persib Dihebohkan dengan Nama Artur Gevorkyan
Setelah lulus dari BLKI, peserta melanjutkan program dengan melakukan praktek kerja (magang) di bengkel mitra binaan PT Pertamina Lubricants dimana peserta akan menerima mentorship dan pelatihan kerja langsung oleh mekanik yang sudah berpengalaman.
Pada tahap ini, peserta benar-benar diajak terjun langsung untuk belajar teknis keterampilan bengkel sepeda motor sekaligus belajar menjalankan bisnis bengkel skala kecil dan medium.
Selanjutnya, setelah melalui proses magang selama 1 bulan, peserta akan dibekali dengan soft skill seperti creative thinking, kewirausahaan, sales and marketing, character building, product knowledge, dan materi bengkel ramah lingkungan oleh para ahli dibidangnya dan dilakukan pendampingan dan konsultasi wirausaha. Setelah itu, mereka dinilai dari tahap mereka magang dan akhir diberikan prasarana bisnis berupa toolkits bengkel untuk memulai bisnis antara lain spareparts, compressor, dan paket Pelumas Pertamina Enduro.
Sebagai dampak positif secara langsung yang dirasakan perusahaan adalah meningkatnya promosi dan penjualan produk pelumas Pertamina mengingat semakin banyaknya mitra binaan bengkel serta bengkel-bengkel mandiri peserta. Dengan demikian, penerapan konsep CSV ini pada akhirnya mampu menciptakan hubungan simbiosis mutualisme bagi peserta, bengkel mitra, dan PT Pertamina Lubricants sendiri.
Jebolan ESP Cilacap, Jayusman Widodo dan Khoerur Rijal, pemilik dan pendiri Djaya Motor mengungkapkan bahwa mereka mampu memperoleh pendapatan Rp 80.000-150.000 per hari.
“Hal yang mendorong perkembangan Djaya Motor adalah letak yang strategis, dan kami memastikan pelayanan yang rapi dan teliti. Dukungan dari kawan-kawan juga banyak dan jadi pelanggan utama,” papar Jayusman. Jayusman dan Rijal merasakan bahwa menjadi wirausaha di usia muda memang menemui ragam tantangan. Namun mereka mengaku sangat senang menjalankan tantangan tersebut, terlebih menikmati hasil usaha sendiri. “Kedua orangtua terus memberikan dukungan agar kami serius wirausaha,” tutur Rijal.
Pertamina Lubricants juga kerap mengajak peserta baik yang sudah memiliki bengkel maupun yang sedang menjalankan program dalam berbagai kesempatan workshop mengenai ilmu bisnis dan marketing agar mereka lebih terasah skill entrepreneur.
Dalam tahap pelatihan dan pendampingan pun, Pertamina lubricants, bersama dengan fasilitator memberikan coaching langsung berkaitan pencatatan keuangan sederhana dan peserta dapat mempraktekkannya untuk bisnis mereka.
Iwan melanjutkan bahwa kedepannya di tahun 2019, Pertamina Lubricants akan terus melanjutkan pembinaan untuk meningkatkan kapasitas dan mengasah mental entrepreneurship para peserta ESP sampai saat ini, hingga tahap mereka bisa benar-benar mandiri dengan membentuk kelompak / komunitas bengkel agar dapat saling memberikan support satu sama lain dalam menjalankan bisnis bengkel.