Ditopang Ramadan dan Lebaran, Harga Emas Berpotensi Naik dalam Jangka Pendek
"Kalau ini (kenaikannya) cukup tinggi, tentu akan positif, dan biasanya terjadi lonjakan penguatan harga antara tanggal 20 Ramadan," ujar Ibrahim.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momentum Ramadan tahun ini masih memungkinkan untuk dimanfaatkan investor dalam mencari cuan. Meskipun, diakui untuk jangka panjang tren harga emas global masih akan tertekan oleh berbagai sentimen.
Analis Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, permintaan emas selama periode Ramadan cenderung cukup tinggi. Apalagi jika sudah mendekati lebaran, di mana masyarakat banyak mengincar emas perhiasan.
"Kalau ini (kenaikannya) cukup tinggi, tentu akan positif, dan biasanya terjadi lonjakan penguatan harga antara tanggal 20 Ramadan dan mendekati lebaran," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (28/4/2019).
Kondisi tersebut juga didukung cairnya dana tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan.
Baca: Yuk Buruan, Ada Diskon 50 Persen dari Produk Kaca Film ICE-µ by Konica Minolta
Sayangnya, tren membeli emas jelang Lebaran tersebut, diikuti aksi jual emas seminggu pascahari raya, sehingga hal ini membuat tren penguatan harga emas domestik hanya bersifat sementara.
Untuk itu, momentum penguatan harga emas sepanjang Ramadan hanya berlaku sementara, namun masih bisa dimanfaatkan oleh investor. Perkiraannya, harga emas Antam akan bergerak pada kisaran support Rp 680.553 per gram, sedangkan resistance di level Rp 694.080 per gram.
Baca: Minat Beli Skutik Listrik Gesits Made In Indonesia di IIMS 2019? Cukup Siapkan DP Rp 500 Ribu
Ibrahim menilai, ada dua skenario yang memungkinkan harga emas Antam bisa menguat signifikan atau terjun bebas sepanjang Ramadan. Pertama terkait data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif, berpotensi mendorong indeks dollar AS menguat, sehingga harga emas jatuh.
Skenario kedua yakni, terkait krisis di Timur Tengah, yang melibatkan AS dengan Iran. AS melarang negara-negara untuk mengimpor minyak dari Iran. Kondisi geopolitik tersebut, dinilai Ibrahim mampu melambungkan harga emas ke level yang lebih tinggi atau menguat signifikan.
"Kemungkinan besar, masalah geopolitik tersebut diberlakukan Mei ini, sehingga menjadi sentimen positif untuk harga emas. Saat emas internasional menguat, kemudian rupiah melemah, ini akan menyebabkan harga emas Antam menguat signifikan," tandasnya.
Untuk itu, saran dari Ibrahim investasi emas untuk jangka pendek masih cukup positif. Sedangkan untuk jangka panjang, investor perlu memperhatikan tren harga emas terlebih dulu.
Strateginya, harga emas akan baik untuk investasi ketika harganya masih di bawah US$ 1.300 per ons troi. Sebaliknya, ketika harga emas dunia di atas US$ 1.300 per ons troi, maka dianggap sudah terlalu tinggi dan cukup berisiko untuk investasi.
Reporter: Intan Nirmala Sari
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Harga emas masih berpeluang naik dalam jangka pendek