Selama 2018, PT Hartadinata Abadi Tbk Bukukan Laba Bersih Rp 123,8 Miliar
Perseroan sudah memperluas jaringan distribusi sampai ke kota Medan dan Madura serta menambah jaringan distribusi retail di Jakarta dan Batam
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hartadinata Abadi Tbk melaporkan total pendapatan pada FY 2018 ini tumbuh 10,6% menjadi Rp 2,746 triliun.
Ini dipicu kenaikan harga emas selama tahun 2018 dan peningkatan volume penjualan kepada pihak wholesaler sebesar 3% maupun penjualan dari toko milik sendiri sebesar 2,1% dari total pendapatan Perseroan.
Dengan pertumbuhan pendapatan yang dialami selama tahun 2018, perseroan berhasil meningkatkan laba sebelum pajak tahun berjalan mencapai Rp 165,8 miliar atau meningkat sebesar 12,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 147,2 miliar, sehingga membukukan laba bersih di tahun 2018 menjadi sebesar Rp 123,8 miliar.
Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk menjelaskan, perseroan terus berkomitmen untuk menjadi sebuah perusahaan berwawasan nasional yang membangun citra Indonesia, bereputasi dan berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sepanjang tahun 2018, perseroan sudah memperluas jaringan distribusi sampai ke kota Medan dan Madura serta menambah jaringan distribusi retail di Jakarta dan Batam.
"Rencana kedepan, perseroan akan terus memperkuat penetrasi pasar melalui perluasan jaringan retail maupun wholesaler ke seluruh kota-kota di Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Baca: Sempat Melambung, Harga Emas Antam Turun Rp 8.000/Gram
Selama tahun 2018, peningkatan penjualan masih didominasi oleh pasar perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang berkontribusi 60,1% terhadap total produk yang dipasarkan perseroan.
Tingginya kontribusi kelas menengah bawah, membuat perseroan mempertimbangan untuk tetap mempertahankan penetrasi produk dipasar kelas ini.
Atas pencapaian tersebut, perseroan telah melakukan penetrasi pasar dan product and market development.
Selain itu, perseroan juga memperkuat Divisi Research and Design guna meningkatkan kualitas produk serta menambah cakupan pasar melalui grosir/ritel baru dan toko-toko sendiri bermerk ACC.
Perseroan telah membuka 8 toko perhiasan emas baru selama tahun 2018 yang terdiri dari 5 toko ACC baru di Topaz Residence Bandung, Metro Pasar Atom Jakarta, Sampang, Pasean Madura dan Mega Mall Batam Center, serta 3 toko ACC di Grage Mall Cirebon, Solo Square, dan Medan Fair Plaza yang bekerja sama dengan Matahari Department Store untuk meningkatkan daya saing dengan memasuki pasar-pasar baru di seluruh kota-kota di Indonesia.
Baca: Luna Maya Bagikan Tips Makeup Natural, Alat Makeupnya yang Paling Murah Seharga Rp 400 Ribu
Pertumbuhan penjualan perhiasan dipengaruhi dua faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor daya beli. Untuk merespon pangsa pasar yang semakin terbuka lebar, perseroan menerapkan strategi memperkuat branding.
“Pada tahun 2018, perseroan memperkenalkan Brand Ambassadoruntuk pertama kalinya, yaitu penyanyi Rossa yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan mampu memrepresentasikan image perseroan," katanya.
Selain itu, perseroan juga menaikkan kualitas layanan terhadap para pelanggan melalui para tenaga penjual perseroan, pengembangan produk yang intensif dengan mengedepankan keunggulan atau keunikan produk perseroan, serta penggunaan teknologi untuk menunjang aktivitas pemasaran melalui aplikasi hrta.store pangsa pasar sama seperti tahun lalu.
Dana yang didapatkan dari IPO sebesar Rp 314,7 miliar sudah terealisasi sepenuhnya untuk modal kerja sebesar Rp 130,6 miliar, belanja modal sebesar Rp 18,7 miliar, pengembangan e-commerce sebesar Rp 6,2 miliar, dan pembayaran pinjaman kredit modal kerja sebesar Rp 159,3 miliar.
Dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pagi tadi, memutuskan bahwa penggunaan laba bersih perseroan diperuntukkan untuk dividen tunai kepada para pemegang saham perseroan sebesar Rp 32,2 miliar, cicilan dana cadangan sebesar Rp 24,7 miliar, dan modal kerja perseroan sebesar Rp 66,8 miliar yang dicatat sebagai laba yang ditahan.