Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Melambung Drastis, Belum 2 Tahun Bisnis Kemitraan Co Choc Sudah Cetak Puluhan Outlet

Peningkatan pesat itu terjadi karena pola bisnis franchise yang diterapkan sederhana, terjangkau, dan profit yang menarik.

Editor: Sanusi
zoom-in Melambung Drastis, Belum 2 Tahun Bisnis Kemitraan Co Choc Sudah Cetak Puluhan Outlet
ist
KEMITRAAN BERLABA CEPAT: Petinggi grup Mitra Boga Ventura (MBV) pemilik brand Co Choc, Michael Marvy Jonathan, sedang memberikan dan menjelaskan tentang minuman segar Co Choc di sela-sela pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference (IFRA) di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (6/7). 

Dana Kemitraan

Marvy melanjutkan, animo mitra untuk bekerja sama dengan BMV untuk membuka waralaba gerai Co Choc sangat tinggi karena kemitraan yang sederhana dan terjangkau.

Ia mencontohkan, cukup dengan investasi awal Rp 95 juta, mitra bisa langsung membuka usaha dengan estimasi net profit Rp 13,5 juta per bulan.

Ia memperinci, dengan proyeksi penjualan rata-rata 100 gelar per hari dengan harga Rp 18.000 per gelas berarti pendapatan sebesar Rp 1,8 juta per hari atau sekitar Rp 54 juta per bulan. Estimasi net profit sebesar 25 persen (setelah pemotongan biaya royalti 5 persen), mitra memperoleh Rp 13,5 juta.

Marvy melanjutkan, investasi awal, para mitra cukup membayar fee kemitraan sebesar Rp 50 juta untuk tiga tahun, lalu pembelian peralatan dan bahan baku awal Rp 15 juta, dan pembuatan booth sebesar Rp 30 juta, sehingga total Rp 95 juta.

“Selama pameran IFRA ini, kami memberikan diskon 30 persen, jadi hanya Rp 80 juta,” kata dia.

Berdasarkan pengalaman 22 outlet yang sudah buka, break even point (BEP) tiap outlet sekitar 5-7 bulan. Namun, ada beberapa outlet yang sudah BEP di bulan pertama.

Berita Rekomendasi

“Setelah BEP, keuntungan sesudah dipotong biaya karyawan dan sewa, mitra bisa meraih 35 persen,” tambah dia.

Sementara itu, Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih saat membuka IFRA 2019 menyatakan, tahun ini perekonomian Indonesia akan melanjutkan momentum pertumbuhan.
Diyakini, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan mencapai 5,3 persen. Tentunya itu membuka peluang bagi pengembangan usaha, termasuk di bidang waralaba.

Menurut Karyanto, pangsa pasar waralaba di Indonesia cukup besar dan terus bertumbuh. Hal itu didukung tingginya permintaan terutama dari golongan masyarakat menengah.

“Mereka membutuhkan ruang sosialisasi dan bergaul yang mendorong menjamurnya waralaba di bidang makanan dan minuman,” ujar Karyanto.

Baca: Selamat Jalan Pahlawan Kemanusiaan, Selamat Jalan Pak Topo

Hal senada dikatakan Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar. Menurut dia, waralaba merupakan pilihan tepat bagi mereka yang ingin bekerja mandiri. Para pebisnis waralaba harus memiliki target untuk menjadikan bisnis mereka sebagai bisnis unggulan.

“Skema waralaba yang fleksibel dari sisi permodalan diharapkan mampu meningkatkan jumlah pebisnis waralaba di tahun ini. Apalagi saat ini Kementerian Perdagangan telah memberikan fasilitas berupa sistem perizinan yang semakin mudah, cepat, dan kondusif,” tambah dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas