Survei Ungkap Seiring Bertambah Usia Makin Jarang Gunakan Ojek Online
Aplikasi transportasi online sudah melekat jadi bagian keseharian masyarakat. Bagi mereka yang rumahnya jauh dari jangkauan kendaraan umum
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aplikasi transportasi online sudah melekat jadi bagian keseharian masyarakat. Bagi mereka yang rumahnya jauh dari jangkauan kendaraan umum, ojek online sangat bisa diandalkan.
Hasil survei Alvara terhadap generasi millenial menyebutkan bahwa 32 persen responden mereka tergolong "heavy users", yakni menggunakan aplikasi transportasi lebih dari satu kali dalam seminggu.
"Jadi satu dari tiga konsumen millenial (responden) pasti menggunakan transportasi online lebih dari sekali dalam seminggu," ujar CEO dan Founder Alvara Research Hasanuddin Ali di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Sementara itu, lebih banyak yang berada di kategori "medium users" atau frekuensinya satu atau dua minggu sekali.
Sebanyak 32,7 persen responden termasuk kelompok "light users" atau yang jarang menggunakan aplikasi transportasi, hanya sebulan sekali atau kurang.
Baca: Kemenhub Umumkan Batas Tarif Ojek Online di 41 Kota
Dari 1.204 responden, sebanyak 32,9 persen heavy users adalah perempuan. Rentang usia heavy users pun berada di antara 17-24 tahun.
Semakin tua usia, frekuensi penggunaan aplikasi transportasi semakin rendah.
"Semakin muda usianya, penggunaan transportasi online semakin tinggi," kata Hasanuddin.
Aplikasi transportasi di Indonesia juga memiliki fitur pengiriman makanan. Hasanuddin mengatakan, tren penggunaan fitur tersebut juga cukup tinggi di kalangan milenial.
Sebanyak 25,6 persen responden masuk ke golongan "heavy users", 42,3 persen responden tergolong "medium users", dan 32,1 persen termasuk "light users".
"Artinya, satu dari empat responden menggunakan lebih dari seklai dalam seminggu order makanan lewat food delivery," kata Hasanuddin.