Pasar Asuransi di Asia Diprediksi Alami Rebound Tahun Ini: Dorong Pertumbuhan Premi Hingga 11 Persen
Allianz Research memperkirakan tahun ini akan terjadi rebound di Asia, di luar Jepang. Mendorong pertumbuhan premi hingga hampir 11%.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2018, pertumbuhan asuransi di Asia, tidak termasuk Jepang, hanya naik tipis 2,3% menjadi 4,0%.
Statistik ini menjadikan kedua kalinya pertumbuhan asuransi di Asia tertinggal di belakang pertumbuhan global sejak pergantian milenium.
Bahkan, dengan kenaikan 4,0% ini, Jepang masih tumbuh lebih cepat.
Hasilnya, pada tahun 2018, Asia hanya menyumbang 16% dari pertumbuhan global.
Padahal, pernah mencapai 81% pada 2017. Mesin pertumbuhan global untuk 2018 adalah dua pemain lama Amerika Serikat (42%) dan Jepang (11%).
Penyebab kinerja yang kurang maksimal ini mudah ditentukan. Menyusutnya pasar asuransi jiwa di China dan Korea Selatan pada 2018.
Keduanya menyumbang 40% dari total kumpulan premi regional, tidak termasuk Jepang. Di China, ini terutama disebabkan oleh penegakan peraturan terhadap perantara asuransi yang menjual produk wealth management.
"Tahun 2018 tidak menandai akhir dari kisah pertumbuhan Asia. Sebaliknya, pengawasan yang lebih ketat di China disambut baik, menandakan fase selanjutnya dari pembangunan yang lebih seimbang dan berkelanjutan. Ditambah dengan kemajuan teknologi yang menakjubkan, China adalah pasar yang harus diperhatikan. Ini adalah tempat terbaik untuk belajar tentang masa depan industri kita," kata ekonom dari Allianz Research, Michaela Grimm, dalam keterangan persnya, Kamis (11/7/2019).
Karena itu, Allianz Research memperkirakan tahun ini akan terjadi rebound di Asia, di luar Jepang. Mendorong pertumbuhan premi hingga hampir 11%.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier, mengatakan saat memulai tahun 2018, kondisi cukup bagus.
Namun sepanjang tahun, beberapa peristiwa berdampak pada pasar, seperti perang dagang antara AS dan China, kenaikan harga minyak dan kenaikan suku bunga AS.
"Ini berdampak pada pasar asuransi jiwa pada tahun 2018. Namun, kami dapat mengatasi tantangan ini dengan pertumbuhan positif dengan memberikan solusi perlindungan yang inovatif dan layanan yang sangat baik. Allianz juga berkomitmen mendukung pemerintah meningkatkan penetrasi keuangan dan memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia," terangnya.
Pasar premi di Indonesia tumbuh rendah pada 2018. Ini disebabkan oleh adanya penurunan pada pertumbuhan premi asuransi jiwa.
Sebaliknya, premi Property & Casualty (P&C) tumbuh baik, bahkan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.