Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Daerah Produsen Lampung Malah Mengimpor Kopi, Diduga Ada Mafia, Ini Modusnya

Mantan bupati Lampung Barat ini menilai, masuknya kopi impor ini menyebabkan kualitas kopi Lampung turun.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Daerah Produsen Lampung Malah Mengimpor Kopi, Diduga Ada Mafia, Ini Modusnya
Shutterstock
Ilustrasi 

Ketua AEKI Lampung Juprius mengatakan, anggota AEKI tidak ada yang melakukan impor kopi dari Vietnam.

Menurutnya, kualitas kopi robusta Lampung sangat bagus, bahkan nomor satu di dunia.

"Bijinya besar. Berbeda dengan kopi Vietnam, biji kecil dan lebih pahit. Bisa saja memang modusnya mengimpor kopi Vietnam kemudian dicampur kopi Lampung untuk diekspor kembali. Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga kopi Vietnam yang lebih murah namun kualitasnya di bawah," kata Juprius.

Menurutnya, perusahaan dan pemerintah harus terbuka dalam impor kopi ini.

"AEKI dan Dewan Kopi ingin meningkatkam kualitas dan harga kopi. Ini tujuan kita. Kalau benar stok kopi kurang, sehingga ada perusahaan yang mengajukan impor kopi, dibuka saja, siapa perusahaannya dan berapa kebutuhannya. Jangan diam-diam impor," tegasnya.

Sama seperti Mukhlis, Jupris pun menilai impor kopi inilah yang membuat harga anjlok.

Menurutnya, harga kopi Lampung dengan kualitas baik harganya mencapai 3-4 dolar AS.

Berita Rekomendasi

"Harga kopi sekarang anjlok, Rp 17 ribu sampai Rp 17.500 dengan dolar Rp 14.000. Jadi harga kopi itu hanya di kisaran Rp 1 dolar. Seharusnya, harga kopi itu 3 atau 4 dolar per kilogram," ucapnya.

"Intinya kami siap melaporkan dan akan menyikapi impor kopi ini. Kami akan mencari benang merahnya. Kalau perlu saya akan laporkan ke pihak berwajib. Agar gudang perusahaan yang impor kopi itu disegel," tambahnya.

Tekan Impor Kopi

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Satria Alam mengatakan, kebijakan Gubernur Lampung yang mengimbau pengusaha di Lampung untuk menekan impor kopi dilakukan dengan tujuan untuk membantu petani kopi.

Kedua, kebijakan ini juga dilakukan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan Provinsi Lampung agar dapat surplus seperti 5 tahun belakangan.

"Ini adalah upaya untuk menekan impor karena sebetulnya impor tidak dilarang, tapi kita diimbau agar menekan impor dengan pertimbangan dua hal tadi," jelasnya.

Terkait impor kopi, Satria mengatakan, impor kopi memang pernah dilakukan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas