Sedot Tumpahan Minyak di Karawang, Pertamina Kerahkan 5 Giant Octopus dan Static Oil Boom
Oil Boom mampu menahan penyebaran. Sedangkan Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat tumpahan
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memasang lima unit Giant Octopus Skimmer dan membentang Static Oil Boom seukuran 5 x 400 meter dalam penanganan operasi pasca peristiwa tumpahan minyak di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan Karawang, Jawa Barat.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan alat berat Static Oil Boom mampu menahan penyebaran. Sedangkan Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat tumpahan yang tertampung di Static Oil Boom tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, Static Oil Boom ditempatkan di sekitar anjungan YY yang diindikasikan terdapat sumber utama keluarnya minyak mentah sehingga dapat mengisolasi minyak tersebut agar tidak melebar kemana-mana di lautan.
"Pertamina juga menurunkan 5 Giant Octopus Skimmer yang dapat menyedot oil spill dengan kecepatan tinggi,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (28/7/2019).
Baca: Kementerian ESDM Awasi Penanganan Tumpahan Minyak di Karawang
Menurutnta, alat tersebut mampu mengangkat minyak dengan kecepatan sekitar 250 ribu liter per jam. Selanjutnya oil spill dipompa ke kapal-kapal untuk penampungan sementara.
“Pertamina terus berupaya maksimal menangani tumpahan minyak dengan menerjunkan berbagai peralatan dan metode sesuai standar di industri migas,” imbuh Fajriyah.
Selain penggunaan Static Oil Boom dan Giant Octopus Skimmer, Pertamina juga tetap menyiagakan puluhan kapal yang membentangkan Dynamic Oil Boom secara berlapis, sehingga mengurangi potensi oil spill yang tidak tertangkap dan terbawa arus sampai ke pesisir pantai.
Selama dua pekan penanganan peristiwa tersebut, Pertamina telah memobilisasi dan menyiagakan 32 kapal untuk oil spill combat, patroli dan standby firefighting.
Pertamina juga mengerahkan drone untuk memonitor formasi Oil Boom dan pergerakan kapal, sehingga posisinya tepat dalam menghadang oil spill. Khusus penanganan gas yang keluar dari anjungan YY tersebut, Pertamina terus melakukan spray dengan 2 Anchor Handling Tug Supply (AHTS).
Untuk penanganan di pesisir pantai, lanjutnya, Pertamina memasang oil boom di muara sungai dan jaring ikan untuk menjaga tumpahan minyak agar tidak masuk ke pinggir pantai. Sebanyak 800 orang serta lebih dari 100 prajurit TNI juga dilibatkan dalam pembersihan ceceran minyak di pantai.
“Pertamina mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama membersihkan ceceran minyak baik di lautan maupun di pantai,” pungkas Fajriyah.