Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Faisal Basri: 74 Tahun Merdeka, Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Bergantung kepada Batu Bara dan Sawit

Faisal Basri menyayangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada kinerja ekspor sektor non migas

Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
zoom-in Faisal Basri: 74 Tahun Merdeka, Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Bergantung kepada Batu Bara dan Sawit
Adiatmaputra Fajar
Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri saat menjadi pembicara dalam Seminar dengan tema: "Outlook Ketahanan Energi untuk Mendukung Pertumbuhan Industri Nasional 2018", di Jakarta, Rabu (13/12/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menyayangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada kinerja ekspor sektor non migas, yaitu batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil).

Menurutnya, ketergantungan pada dua komoditas yang harganya fluktuatif inilah yang membuat pertumbuhan ekonomi melambat dari tahun ke tahun.

"Dari dua jenis barang non migas, batu bara dan sawit, sudah 74 tahun merdeka masih bergantung pada itu. Tidak mengalami transformasi," ujar Faisal saat memberi paparan dalam diskusi di Kedai Tempo, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Dia menyebutkan, neraca perdagangan turut kena imbas karena pemerintah tak mampu mencari sektor lain untuk menggerakkan ekspor.

Padahal, ekspor menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi selain investasi dan konsumsi.

Saat ini, nilai impor masih lebih dibandingkan ekspor sehingga neraca dagang Indonesia masih mengalami defisit.

"Ini ada non migas surplus 11,2 miliar dolar AS. Tapi migas minus 11,6 miliar dolar AS. Jadi surplus mau dari mana, cuma batu bara dan sawit cuma itu," jelasnya.

Baca: Faisal Basri Sebut Indonesia Peringkat 3 Negara Paling Menarik untuk Investor Asing

Berita Rekomendasi

Faisal menyarankan pemerintah untuk mencari sumber pendapatan lain agar defisit tak terus terjadi.
Termasuk mengkaji kembali sektor-sektor potensial yang perlu digenjot seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), perikanan dan sektor energi.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri dalam acara diskusi di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri dalam acara diskusi di Jakarta, Rabu (14/8/2019). (Ria Anatasia)

"Industri yang juga bisa diandalkan TPT iti surplus USD 3 miliar. Perikanan juga ekspornya naik terus 3 miliar dolar AS. Laporan BI mengajak Indonesia menatap ocean economy," jelas Faisal.

"Ini bisa dimanfaatkan, karena dengan bikin investasi baru lagi jadi bisa mendatangkan pendapatan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas