Terdapat Persamaan antara Stephen Hawking dengan Pengemudi Ojol
Di ajang Asian Para Games 2018 lalu yang diadakan di Jakarta, merupakan ajang bergengsi bagi seseorang yang memiliki keterbatasan untuk unjuk gigi dal
TRIBUNNEWS.COM - Di ajang Asian Para Games 2018 lalu yang diadakan di Jakarta, merupakan ajang bergengsi bagi seseorang yang memiliki keterbatasan untuk unjuk gigi dalam dunia olahraga. Bahkan, di ajang tersebut, para penyandang disabilitas dari berbagai negara sukses menunjukan kemampuan yang dimilikinya ke dunia internasional.
Tak hanya di ajang tersebut, penyandang disabilitas unjuk gigi. Masih banyak penyandang disabilitas di luar acara tersebut sukses unjuk gigi. Bahkan banyak para penyandang disabilitas yang sukses menunjukan bahwa keterbatasan bukan merupakan alasan untuk tidak melakukan aktivitas, seperti bekerja, berkarya, dan hal lain yang positif.
Salah satu penyandang disabilitas yang cukup eksis di dunia internasional adalah Stephen Hawking. Nama tersebut pastinya sudah tidak asing kali bagi masyarakat dunia. Layaknya Albert Einstein, melalui otak jenius yang dimilikinya, Stephen Hawking sukses menjadi seorang fisikawan teoritis paling ternama dalam sejarah.
Namun pada awal 1963 ketika berusia 21 tahun, Stephen Hawking didiagnosis amyotrophic lateral sclerosis (ALS) yang berdampak kehilangan kemampuan untuk bergerak dan harus memakai kursi roda.
Meskipun memiliki keterbatasan akibat penyakit yang dideritanya, namun ia sukses menunjukan kepada dunia. Permasalahan tersebut bukanlah menjadi kendala untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif.
Layaknya Stephen Hawking, di dalam negeri, Ramli seorang penyandang disabilitas juga tidak mau pasrah terhadap keadaan yang alaminya. Pria asal Riau yang berprofesi sebagai mitra driver Gojek, meskipun memiliki keterbatasan, namun ia sukses menunjukan sebagai seorang yang dapat beraktivitas seperti biasa dan bermanfaat bagi masyarakat.
Di kirab Merajut Nusantara yang diselenggarakan Gojek guna memberikan perubahan dan energi positif bagi Indonesia, Ramli mengatakan, ia mengalami musibah yang menyebabkan kaki kanan terpaksa harus diamputasi.
“Awalnya saya berprofesi sebagai awak kapal, namun karena musibah, saya terpaksa harus kehilangan sebelah kaki saya,” ujar driver Gojek, Ramli saat menjadi pembiacara di Merajut Nusantara Gojek.
Di acara Merajut Nusantara yang akan diadakan di setiap kota dari Sabang sampai Merauke, Ramli mengatakan, pasca kecelakaan dan sebelum bergabung menjadi mitra, ia pernah mencoba berbagai peruntungan, seperti membuka toko grosir sampai berjualan es krim keliling. Akan tetapi nasib baik belum berpihak ke pada dirinya.
Ibarat pepatah “Sudah Jatuh Tertiban Tangga”, pasca kecelakaan tersebut, ia terlilit hutang yang dengan nominal yang cukup besar. Meskipun mengalami berbagai masalah, Ramli tidak ingin pasrah terhadap keadaan.
Sekitar September 2017, ia memutuskan untuk bergabung menjadi mitra GoRide di area Pemantangsiantar. Setelah bergabung menjadi mitra, ia mengatakan banyak hal positif yang didapatkan. Salah satunya adalah Ramli berhasil melunasi setengah dari hutang yang melilitnya.
“Terima kasih karena dengan Gojek sangat membantunya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pernghasilan saya,” puji Ramli.
Selain diisi mengenai kisah inspiratif dari para mitra, kirab Merajut Nusantara yang diadakan oleh Gojek, juga memiliki misi untuk membangkitkan semangat kebersamaan guna menghadapi berbagai permasalahan yang diahadapi.
“Pesan kebersamaan yang ingin ditonjolkan adalah bahwa dengan aset dan kekayaan yang saat ini dimiliki, masyarakat Indonesia dapat maju bersama-sama dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Gojek ingin melibatkan para mitra driver di seluruh Indonesia untuk dapat merasakan kebersamaan dan berbagai kekayaan yang kita miliki tersebut. Dengan adanya kebersamaan untuk saling mengisi satu sama lain, #PastiAdaJalan bagi masyarakat dalam menghadirkan solusi yang efisien dan menguntungkan semua pihak,” ujar Head of Regional Corporate Affairs Sumatera Gojek, Teuku Parvinanda Handriawan.
Bukan hanya untuk mengantarkan pesan kebersamaan, di acara tersebut juga bertujuan untuk membuat semangat baru dari pergantian logo Gojek dan membangkitkan semangat nasionalisme.
“Semangat baru dan pesan kebersamaan sengaja kami gaungkan dalam momentum pergantian logo ini. Sebagai Karya Anak Bangsa, Gojek ingin terus berkembang bersama aset bangsa lainnya dan berkiprah di level internasional tanpa harus melupakan identitas Merah Putih tempat di mana Gojek berasal,” jelas Handriawan.
Tidak hanya itu, Gojek juga berterima kasih karena masyarakat telah memberikan kepercayaan lebih terhadap Karya Anak Bangsa.
“Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan Gojek, tentu menjadi peluang bagi mitra driver untuk mendapatkan penghasilan berkelanjutan melalui ekosistem Gojek,” tutup District Head Pekanbaru Gojek, Cut Emyra Fadhila.
Penulis: Dea Duta Aulia