Juli 2019, Ekspor RI Turun 5,12 Persen Jadi USD 15,45 Miliar
Kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2019 turun 5,12 persen (secara year on year/YoY) menjadi USD 15,45 miliar.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2019 turun 5,12 persen (secara year on year/YoY) menjadi USD 15,45 miliar.
Meski begitu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, dibandingkan Juni (month to month/MtM), angka tersebut naik 31,02 persen.
"Ekspor pada Juli 2019 mencapai USD 15,45 miliar. Kalau dibandingkan Juni 2019 naik 31,02 persen," kata Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Dia menjelaskan, peningkatkan ekspor itu disebabkan Juli memiliki durasi hari kerja yang lebih panjang dibandingkan Juni lalu.
"Kita bisa pahamai kenapa naik karena pada Juni itu Ramadhan, kita punya libur panjang sampai tanggal 9, jadi banyak hilang hari kerja. Sekarang kenaikannya 31,02 persen, kenaikan pada sektor migas maupun non migas," jelasnya.
"Kita lihat pergerakan ekspor, tiga tahun berturut-turut idul fitri selalu Juni menukik, dan kembali naik di Juli, tapi posisinya belum pulih," imbuh dia.
Baca: Diujicoba Pada Tikus yang Terpapar Sel Kanker, Peneliti Ini Kaget dengan Khasiat Kayu Bajakah
Secara rinci, sektor migas mengalami kenaikan 115,19 persen menjadi USD 1,61 miliar. "Migas itu nilai hasil minyak 148,72 persen, gas 132,3 persen. Kalau YoY migasnya naik 13,35 persen," jelas dia.
Baca: Tiga Kode Keras Isyarat Penolakan PDIP Atas Keinginan Demokrat Gabung ke Pemerintahan Jokowi
Untuk sektor non migas meningkat 25,33 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor pertanian naik 4,51 persen menjadi USD 0,31 miliar, Industri pengolahan turun 2,75 persen menjadi USD 11,51 miliar dan pertambangan turun 26,07 persen menjadi USD 2,02 miliar.
"Pertanian didorong oleh komoditas tanaman lokal, aromatik dan rempah-rempah kopi, sarang burung, rumput laut. Pengolahan ada jati, teksil dan eskpor kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, bubur kertas dan peralatan listrik," tutur dia.