Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jokowi Minta Penyaluran Subsidi Diperbaiki Agar Tepat Sasaran

Presiden Joko Widodo mengatakan, penyaluran subsidi baik energi maupun non-energi harus terus diperbaiki agar tepat sasaran.

Editor: Sanusi
zoom-in Jokowi Minta Penyaluran Subsidi Diperbaiki Agar Tepat Sasaran
Tribunnews/JEPRIMA
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla saat akan meninggalkan ruang Sidang DPR RI tentang RAPBN Tahun 2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019). Adapun, fokus RAPBN diarahkan pada lima hal utama yang Pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Dan terakhir, kelima, antisipasi ketidakpastian global. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan, penyaluran subsidi baik energi maupun non-energi harus terus diperbaiki agar tepat sasaran.

Hal tersebut ia sampaikan dalam pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 dan Nota Keuangan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

"Subsidi energi untuk BBM, listrik, LPG 3 kg, serta subsidi pupuk, terus diperbaiki agar tepat sasaran," ujarnya.

Penyaluran subsidi yang tidak tepat sasaran merupakan masalah lama di Indonesia.

Salah satu faktor yang membuat persoalan ini ada yakni karena kelemahan data di Indonesia.

Bahkan sejak tahun pertama memerintah, Jokowi selalu meminta jajaran menterinya untuk membenahi penyaluran subsidi.

Kini setelah 5 tahun menjadi Presiden, Jokowi masih bicara perlunya perbaikan tata kelola penyaluran subsidi.

Berita Rekomendasi

"Agar efektif membantu rakyat yang kurang mampu, agar menjaga efisiensi dan daya saing ekonomi, serta meningkatkan produktivitas petani," kata dia.

Realisasi 2019

Tahun 2018, realisasi subdisi energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tercatat sebesar Rp 153,5 triliun.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat akan meninggalkan ruang Sidang DPR RI tentang RAPBN Tahun 2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019). Adapun, fokus RAPBN diarahkan pada lima hal utama yang Pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Dan terakhir, kelima, antisipasi ketidakpastian global. Tribunnews/Jeprima
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat akan meninggalkan ruang Sidang DPR RI tentang RAPBN Tahun 2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019). Adapun, fokus RAPBN diarahkan pada lima hal utama yang Pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Dan terakhir, kelima, antisipasi ketidakpastian global. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Angka tersebut melonjak 36,4 persen atau Rp 55,9 triliun dari realisasi subsidi energi 2017 yang sebesar Rp 97,6 trilun.

Jika diakumulasikan, sepanjang 2015 hungga 2018 subsidi energi tercatat sebesar Rp 477 triliun.

Lonjakan subsidi energi 2018 yang terbesar adalah subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG yang sebesar Rp 97 triliun.

Angka tersebut melonjak 51,5 persen jika dibandingkan dengan realisasi subsidi BBM dan LPG tahun lalu yang hanya sebesar Rp 47 triliun.

Adapun subsidi listrik meningkat 11,6 persen. Di tahun 2018, realisasi subsisidi listrik sebesar Rp 56,5 triliun, sedangkan di tahun 2017 sebesar Rp 50,6 triliun.

Lonjakan subsidi didorong faktor konsumsi elpiji 3 kg yang meningkat. Selain itu, juga karena meningkatnya subsidi BBM jenis solar yang naik dua kali lipat, daru Rp 1.000 menjadi Rp 2.000.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Tahun Memimpin, Jokowi Minta Penyaluran Subsidi Diperbaiki"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas