Misbakhun Sebut Asumsi Makro 2020 dari Jokowi Sangat Realistis
Misbakhun menilai, asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020 sangat realistis.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI M Misbakhun menilai, asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020 sangat realistis.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang disebut Presiden Jokowi sebesar 5,3 persen sudah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk soal ketidakpastian kondisi ekonomi global dan perang dagang AS-China.
"Asumsi makro saya melihat sangat realistis. Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen menurut saya adalah pertumbuhan dengan sinyal yang jelas dari pemerintah terhadap pasar bahwa situasi perang dagang sampai sekarang menimbulkan ketidakpastian global yang berkepanjangan," ujar Misbakhun saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Misbakhun melihat ketidakpastian global itu juga berimbas ke bursa di Wall Street hingga pasar saham Asia seperti Straits Times di Singapura.
"Yang perlu kita waspadai saat ini adalah ketidakpastian itu sampai kapan. Karena beberapa hari ini harga saham di tingkat Wall Street, Staits Times dan sebagainya itu semua negatif," jelas dia.
Selain itu, politisi partai Golkar itu menggarisbawahi prediksi APBN 2020 sebesar 1,76 persen. Menurutnya, perkiraan itu sudah dilakukan secara hati-hati.
Baca: Membahas Soal Regulasi yang Ruwet, Presiden Jokowi Meninggikan Nada Pidatonya!
Baca: Pantun Bambang Soesatyo Dalam Sidang Tahunan Singgung Perebutan Kursi Menteri di Kabinet Jokowi
"Itu adalah perkiraan yang sangat hati-hati, terendah dalam sejarah APBN kita. Ini menunjukkan bahwa pemerintah mengirimkan sinyal kepada pasar bahwa pemerintah hati-hati dan antisipasi ketidakpastian global," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan asumsi makro ekonomi dalam RAPBN 2020 mendatang.
Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan berada di level 5,3 persen ditopang oleh konsumsi sebagai motor penggeraknya. Sementara inflasi dipastikan dijaga pada level yang rendah, yaitu 3,1 persen.
"Pertama, pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen, dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujar Jokowi dalam Pidato Nota keuangan 2020 di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Selain itu, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah diperkirakan berada di Rp 14.400. Jokowi optimis arus investasi akan mengalir ke dalam negeri.
Kemudian suku bunga SPN 3 bulan tahun depan diperkirakan berada di level 5,4 persen. Kemudian harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun depan berada di USD 65 per barel.
Selanjutnya, target lifting minyak dan gas bumi tahun depan ditargetkan masing-masing 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari.
"Seluruh gambaran perkiraan indikator ekonomi makro di atas menjadi dasar dalam penyusunan RAPBN tahun 2020," pungkasnya.