Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penerimaan Pajak Makin Loyo, Sri Mulyani Akui Sektor Riil Indonesia Sedang Melemah

Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan pajak sampai bulan Juli hanya mencapai Rp 810,7 triliun

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Penerimaan Pajak Makin Loyo, Sri Mulyani Akui Sektor Riil Indonesia Sedang Melemah
Tribunnews/JEPRIMA
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019). Pada rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI tersebut Sri Mulyani membahas mengenai pengesahan DIM RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alarm lesunya penerimaan negara, khususnya dari perpajakan, berbunyi makin kencang.

Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan pajak sampai bulan Juli hanya mencapai Rp 810,7 triliun atau tumbuh 3,9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy).

Penerimaan dari pajak lebih menyedihkan, hanya tumbuh 2,68% atau Rp 705,59 triliun per akhir Juli lalu. Realisasi penerimaan pajak baru memenuhi 44,73% dari target APBN sebesar Rp 1.577,6 triliun sampai akhir tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, tekanan pada penerimaan pajak dipicu oleh pertumbuhan penerimaan pajak penghasilan (PPh) Badan, pajak pertambahan nilai (PPN) Dalam Negeri, dan PPN Impor.

“Ketiga jenis pajak itu saja kontribusinya terhadap penerimaan negara sudah di atas 50% dan tiga-tiganya ini mengalami tekanan,” kata Menkeu  dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Senin (26/8/2019).

Baca: Inilah Lima Kelebihan Samboja, Kecamatan di Kukar yang Akan Jadi Ibu Kota Baru RI

Berdasarkan data Kemenkeu, penerimaan PPh Badan hanya tumbuh 0,9% atau Rp 139,19 triliun per Juli lalu.

Sementara, PPN DN dan PPN Impor mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing minus 4,7% dan 4,5%, dengan nilai Rp 149,93 triliun dan Rp 97,3 triliun. Ketiga jenis pajak ini memiliki kontribusi terhadap penerimaan pajak sebesar 53,9%.

Baca: Profil Lengkap Penajam Paser Utara, Ibukota Baru Republik Indonesia yang Diumumkan Jokowi

BERITA REKOMENDASI

Sri Mulyani mengatakan, penurunan penerimaan dari PPh Badan paling terasa pada sektor-sektor yang berkaitan dengan komoditas dan industri manufaktur.

Sektor komoditas terpukul karena tren pelemahan harga secara global, sedangkan manufaktur terdampak kebijakan percepatan restitusi.

“Padahal dua sektor itu paling besar dalam perekonomian kita. Ini yang menyebabkan  seluruh penerimaan terpengaruh,” lanjutnya. 

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019). Pada rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI tersebut Sri Mulyani membahas mengenai pengesahan DIM RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. Tribunnews/Jeprima
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019). Pada rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI tersebut Sri Mulyani membahas mengenai pengesahan DIM RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Ia juga mengaku waspada dengan kinerja penerimaan PPN DN dan PPN Impor yang mengalami kontraksi hingga Juli lalu. Di luar faktor restitusi, Sri Mulyani mengakui tertekannya penerimaan kedua jenis pajak ini menjadi tanda waspada terhadap denyut perekonomian negara secara keseluruhan.

Ini ditunjukkan oleh kinerja penerimaan PPN DN yang tanpa restitusi pun (bruto) masih tumbuh lebih lemah yaitu 4,8% dibandingkan tahun lalu 8,1%.


“Jadi dalam hal ini kita lihat seluruh sektor perekonomian kita, terutama yang berbasis komoditas dan manufaktur berorientasi ekspor tertekan, terlihat dari penerimaan pajaknya mengalami tantangan,” kata Sri Mulyani.

Reporter: Grace Olivia
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Penerimaan pajak makin lesu, Sri Mulyani: Kinerja ekonomi sektor riil alami tekanan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas