Ditolak Suprajarto, BTN Cuma Butuh 2 Jam Pilih Plh Dirut
BTN mengaku sudah memiliki sistem yang jelas apabila ada kekosongan di kursi Dirut perseroan
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Drama perombakan direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencuat saat Menteri BUMN Rini Soemarno menggeser Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk, Suprajarto untu menjadi Dirut PT BTN (Persero).
Merasa tidak diajak bicara terkait keputusan itu, Suprajarto menolak arahan Rini dan memutuskan untuk mengundurkan diri pada 29 Agustus 2019 lalu.
Imbasnya, kursi di Dirut BTN yang tadinya dijabat oleh Maryono, mengalami kekosongan.
Tak lama, BTN memilih Direktur Commercial Banking BTN, Oni Febriarto Rahardjo sebagai Pelaksana Harian (Plh) Dirut BTN.
BTN mengaku sudah memiliki sistem yang jelas apabila ada kekosongan di kursi Dirut perseroan.
"Berita ramai, esoknya jam 10 pagi kami langsung rapat dan tentukan Plh Dirut, tak lebih dari 2 jam kami ambil keputusan," kata Direktur Finance, Treasury & Strategy Nixon L.P Napitupulu saat berbincang dengan awak media di kantornya, Selasa (3/9/2019).
Baca: Gantikan Suprajarto yang Mundur, Rapat Direksi Putuskan Oni Febriarto Jadi Dirut BTN
Baca: Soal Penunjukan Suprajarto sebagai Dirut BTN, BUMN Mengaku Telah Berkomunikasi sebelumnya
"Semua sistem, infrastruktur sudah ada. Ini bukan yayasan sosial, namun sudah puluhan tahun sudah terlatih. Keberlangsungan BTN normal tak ada sesuatu yang terganggu sama sekali," tambahnya.
Senada dengan Nixon, Oni menyatakan fokus menjaga kinerja internal perseroan. Dia enggan berpolemik dan memastikan perusahaan masih berjalan normal.
"Kami tak mau berpolemik. Kami berdelapan ini concern soal sistem; infrastruktur dan lainnya, dipikirkan kalau Dirut berhalangan hadir seperti apa. Dengan kondisi yang ada, organisasi ini terus berjalan dengan saya Plh," jelasnya.
Dia juga menegaskan bahwa delapan direksi BTN yang ada saat ini tak akan terpengaruh dengan kekisruhan pergantian direksi itu. Dia menekankan bahwa dewan direksi akan tetap solid.
"Kami BOD (board of directors) kompak dan menyatakan bekerja keras dengan effort luar biasa utk perusahaan ini. Visinya jelas perbesar kapasitas kita jadi bank yg fokus di mortgage tadi (kredit perumahan)," pungkasnya.
Adapun hingga akhir tahun 2019, BTN menargetkan laba bersih senilai Rp 2,6 triliun, pertumbuhan aset 10-12 persen, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 11-13 persen, LDR 101-103, dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) coverage mencapai 70 persen.