Darmin Nasution: Ada Resesi Ekonomi Atau Tidak, Kita Harus Persiapkan Diri
Darmin mengatakan, ada atau tidaknya resesi ekonomi global, Indonesia harus menyiapkan diri sekaligus membenahi sejumlah data fundamental
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution angkat bicara mengenai adanya potensi efek resesi ekonomi global yang bakal terasa ke Indonesia, seperti yang diperkirakan Bank Dunia atau World Bank.
Darmin mengatakan, ada atau tidaknya resesi ekonomi global, Indonesia harus menyiapkan diri sekaligus membenahi sejumlah data fundamental ekonomi khususnya sektor keuangan.
"Kita ada atau tidak ada resesi kita harus mempersiapkan diri, membenahi. Ibaratnya walau cuaca cerah, cuaca ekonomi global itu mendung, bisa hujan, bisa tidak, tapi walau tidak jadi hujan, payung harus disiapkan," ujar Darmin Nasution di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Dalam paparannya bertajuk "Global economic risks and implications for Indonesia" di hadapan Presiden Joko Widodo, pekan lalu, Bank Dunia menyatakan pemerintah bersama regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus segera menangani sejumlah persoalan di sektor keuangan nasional.
Ini dikarenakan persoalan di sektor keuangan Indonesia dinilai bisa menjadi pintu masuknya efek resesi ekonomi global.
Persoalan yang dimaksud meliputi, adanya penguasaan 88 persen aset perbankan oleh konglomerasi keuangan, dan lemahnya sektor asuransi Indonesia terutama dalam kasus gagal bayar AJB Bumiputera 1912 dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Baca: Stroomnet PLN Tawarkan Promo Gratis Berlangganan Internet Sampai 10 Bulan, Ini Caranya
Darmin menjelaskan, pekan lalu pemerintah telah menggelar rapat terbatas bersama jajaran OJK untuk membahas mengenai persoalan di sektor keuangan Indonesia.
Tetapi, Darmin tidak menjabarkan langkah-langkah konkret apa yang akan diambil pemerintah bersama OJK.
Baca: Ini Penjelasannya, Mengapa Laka Maut Sering Terjadi di Sekitar KM 91-92 Tol Purbaleunyi
"Itu kita sudah pernah ada ratas mengenai hal ini minggu lalu. Jadi semua itu yang dipertanyakan sudah, tapi jangan saya yang jawab. Biar ketua OJK saja," kata Darmin.
Persoalan di sektor keuangan Indonesia, khususnya asuransi jiwa tengah menjadi sorotan Bank Dunia. Pasalnya, persoalan gagal bayar asuransi yang dihadapi Bumiputera dan Jiwasraya melibatkan 7 juta peserta dengan total 18 juta polis.
Untuk menghindari adanya dampak buruk dari efek resesi ekonomi global, Bank Dunia pun meminta pemerintah dan jajaran OJK segera mengambil langkah cepat untuk segera menyelesaikan persoalan di dua perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia.
"Perusahaan tersebut mungkin menjadi tidak likuid dan membutukan perhatian segera," tulis jajaran Bank Dunia dalam paparannya.