Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Produk Bersertifikasi SNI Jadi Andalan Balmerol Penetrasi ke Pasar Pelumas Nasional

PT Balmer Lawrie Indonesia memproduksi sejumlah pelumas otomotif yang sudah bersandar SNI.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Produk Bersertifikasi SNI Jadi Andalan Balmerol Penetrasi ke Pasar Pelumas Nasional
HANDOUT
Produk pelumas dan greasi berstandar SNI yang dihasilkan PT Balmer Lawrie Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Sampai akhir 2018, produksi pelumas nasional tidak sebanding dengan peningkatan produksi dari industri otomotif.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut, total produksi kendaraan bermotor roda 4 pada tahun 2018 sudah tembus lebih dari 1,3 juta unit atau senilai 13,762 miliar dolar AS.

Sementara, produksi sepeda motor mencapai di atas 7 juta unit sampai akhir 2018. Kondisi ini tidak sejalan dengan pertumbuhan produksi pelumas nasional yang baru mampu mencapai 2,04 juta kilo liter per tahun.

Dari jumlah itu, yang mampu dihasilkan baru sekitar 858.360 kilo liter. Kondisi inilah yang kemudian membuat ketergantungan terhadap pelumas impor masih tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan, nilai impor pelumas untuk lima pos tarif yang diberlakukan SNI wajib meningkat 0,9% tahun 2018, yaitu sekitar US$281 juta dibanding tahun sebelumnya sebesar 252,7 juta dolar AS.

Empat Kategori SNI

PT Balmer Lawrie Indonesia (BLI), salah satu produsen pelumas nasional, berupaya membantu Pemerintah menekan disparitas pasokan dan kebutuhan di pasar pelumas nasional dengan memproduksi sejumlah pelumas otomotif yang sudah bersandar SNI (Standar Nasional Indonesia).

Berita Rekomendasi

Takwa Fuadi, Direksi PT BLI dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews menyebutkan, ada empat kategori SNI untuk 20 item produk pelumas Balmerol yang akan segera dipasarkan di Indonesia.

Baca: Mengecewakan! ICW: Pemilihan Calon Pimpinan KPK Berakhir Antiklimaks

Takwa menjelaskan, didapatkannya empat kategori standar SNI ini akan menjamin produk-produk pelumas BLI memenuhi semua standar kualitas yang
dipersyaratkan.

Takwa Fuadi memaparkan, untuk meraih sertifikasi SNI ini pihaknya setidaknya melewati tujuh tahapan. Diantaranya verifikasi permohonan sertifikasi, audit
manajemen mutu, pengujian sampel produk, penilaian sampel produk dan keputusan sertifikasi.

Baca: Anies Baswedan: Belajar yang Rajin, Biar Kalau Besar Kamu Pintar Seperti Pak Habibie. . .

Untuk semua produk oli maupun grease pihaknya juga melakukan uji laboratorium sebelum proses produksi berlangsung.

PT BLI memiliki kapasitas produksi grease 6.000 metrik ton/tahun, pelumas 3.000 kiloliter /tahun serta Bituminous Compound 3.000 metrik ton/tahun) dalam satu shift produksi dari pabriknya di Cikande, Banten.

Kapasitas produksi tersebut masing-masing terus meningkat setiap tahunnya dan dalam jangka panjang, BLI akan memperluas jaringan distributor di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Para distributor yang mendukung penjualan dan layanan BLI ini harus melalui sejumlah syarat, diantaranya pasar dan jaringan yang luas, dukungan finansial yang memadai serta pengenalan karakter daerah yang baik.

Solusi Digital

Takwa menambahkan, mulai tahun depan, BLI akan makin agresif melakukan penetrasi pasar melalui penjualan produk dan lewat pendekatan digital.

Pihaknya kini menguji coba secara bertahap beberapa solusi digital terkait aspek distribusi dan layanan pelanggan. “Kami punya tim yang lengkap, mulai dari pengujian di laboratorium, penjualan yang andal, dan kini juga tim teknologi yang berkualitas. Dengan demikian, ingin layanan solusi kami juga akan ikut menjadi bagian dari revolusi industri 4.0,” bebernya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas