Kabut Asap Juga Bikin Sriwijaya Air Kalang Kabut, Pendaratan Sejumlah Pesawat Dialihkan
Akibat kabut asap, hari ini jarak pandang 500 meter, sementara standar instrumen pendaratan itu minimal, jarak pandang 3.500 meter.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan menyebabkan gangguan pada lalu lintas penerbangan.
Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Saul mengatakan, terdapat beberapa penerbangan yang harus dilakukan pengalihan pendaratan karena kota tujuan terdapat kabut asap yang mengganggu jarak pandang pilot.
“Batam ke Pontianak kita alihkan pendaratan ke Jakarta,” katanya kepada Kontan.co.id pada Minggu (15/9/2019).
Selain itu, Ke Berau dan Tarakan juga dilakukan pengalihan pendaratan.
Intinya, kata Joseph, pihaknya tetap beroperasi normal. Tapi jika ketebalan asap meningkat, maka bakal pendaratan akan dialihkan di kota terdekat.
Sementara untuk rute tujuan Riau kondisi masih aman. Penyesuaian, kata Joseph, dilakukan setiap jam sesuai dengan kondisi kabut asap dan jarak pandangan.
Beberapa Bandara Tutup
Sebelumnya, Kepala Bandar Udara Kalimarau, Kalimantan Timur, Bambang Hartato mengatakan mendapatkan Note To Air Man yang dikeluarkan AirNav Indonesia nomor C8334/19 dengan isi perubahan jarak pandang Bandar udara.
“Sampai hari ini jarak pandang 500 meter, sementara standar instrumen pendaratan itu minimal, jarak pandang 3.500 meter,” ujarnya.
Baca: Kabut Asap Mulai Mengancam Penerbangan, Hari Ini Garuda Batalkan 12 Flight
Kondisi saat ini, beberapa bandara operasional yang ditutup antara lain bandara Kalimarau Berai, Bandara Juwata tarakan, Bandara APT Pranoto Samarinda, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
Reporter: Harry Muthahhari
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Sriwijaya Air harus mengalihkan pendaratan di sejumlah rute karena kabut asap